Ini Dia Calon Presma-Wapresma Untan 2017-2018

Calon Prema-Wapresma Untan 2017-2018

BujangAdau - Soe Hok Gie pernah menyatakan bahwa “Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah”. Dari pernyataan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia memang tidaklah akan bisa jauh dari yang nama nya politik. Walaupun dianggap kotor, tetap saja politik menjadi incaran banyak orang dengan berbagai keperluan di dalamnya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa politik adalah (pengetahuan) mengenal ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tentang sistem pemerintahan, dasar pemerintahan). Sedangkan berpolitik berarti menjalankan (menganut paham) politik atau ikut dalam urusan politik.
Politik dapat dijalankan kapan saja dan dimana saja tergantung kebutuhan dari politik itu hendak dilaksanakan dengan berbagai alasan dan berbagai kepentingan. Begitupun dalam jajaran Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di lingkungan Universitas Tanjungpura (Untan) yang tengah hangat akhir-akhir ini.

Setelah BEM Untan periode 2016-2017 dianggap mati suri serta mengalami berbagai rentetan permasalahan dalam hal kaderisasi kepengurusan BEM untuk periode selanjutnya, serta “menghilangnya” presiden mahasiswa sehingga sulit dikonfirmasi atas masalah yang terjadi, kini perpolitikan dalam BEM Untan perlahan mulai bangun dari tidur panjangnya.

Hal ini tidak lekang dari usaha dan desakan serta somasi dari BEM Fakultas yang ada dilingkungan Untan dalam hal kejelasaan tentang penyelenggaraan Pemirama (Pemilihan Raya Mahasiswa) di lingkungan Untan.

Jika di runut kembali seperti yang terjadi pada Rabu, 25 Oktober 2017. Wakil Rektor III Untan menyurati BEM DPM Universitas dan Fakultas guna menghadiri pertemuan dengan topik bahasan seputar pemirama Untan serta klarifikasi atas tersebarnya isu pendudukan gedung rektorat oleh mahasiswa yang akan dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2017. Peremuan di hadiri oleh Mantan Ketua DPM Untan, Mantan Pengurus DPM Untan, Ketua DPM dan BEM FKIP, ketua DPM dan BEM FMIPA, Ketua DPM dan BEM Fak.Kedokteran, Ketua DPM Fak. Pertanian, Perwakilan BEM Fak. Pertanian, Ketua BEM FEB, dan Ketua BEM F. Hukum serta Lembaga Pers Mahasiswa Untan di ruang kerja wakil rektor bidang kemahasiswaan dan alumni dengan hasil sebagai berikut :

1.      Mengklarifikasi bahwa tidak ada aksi untuk menduduki rektorat pada tanggal 28 Oktober mendatang yang dianggap sebagai isu hoax guna memecah belah mahasiswa.
2.      DPM Untan diberikan 3 bulan perpanjangan waktu pemirama untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pemirama sampai dengan sidang umum, dengan catatan terjadi pemilihan langsung dan tidak adanya keributan.
3.      Jika pada proses pelaksanaan tidak terjadinya pemilihan dan terjadi keributan, maka DPM dan BEM Untan akan dibekukan dalam waktu yang tidak ditentukan.

Setelah melalui perjalanan yang panjang, nampaknya perpolitikan semacam ini sedikit demi sedikit mulai terbangun dari tidurnya. Hal ini dibuktikan dengan telah terverifikasinya 3 pasangan calon presiden mahasiswa dan wakil presiden mahasiswa Untan yang siap membangun Untan menjadi lebih baik lagi. Pasangan-pasangan tersebut antara lain :

Pada nomor urut 1 yaitu pasangan M. Fauzi Burrahman dan Beny Rusdi (FKIP 2014)


Pada nomor urut 2 yaitu pasangan  Muhammad Al-Iqbal (F. Hukum 2014) dan Kandar Rusmanto (FKIP 2014)

 serta nomor urut 3 yaitu pasangan Hendri (FMipa 2014) dan Adam Malik (F. Pertanian 2014).


Pasangan-pasangan hebat ini akan beradu ide serta gagasan  dengan berbagai visi serta misi ditambah program-program unggulan guna menjadikan Untan menjadi lebih baik. Sebagai mahasiswa yang baik dan peduli dengan Untan, dibutuhkan pula aspirasi dan keikutsertaan kita dalam mengawal penyelenggaraan demokrasi di Untan ini.

Mari jadikan demokrasi ini sebagai sarana perbaikan Untan menjadi lebih baik. Mari ikut serta dalam pemilihan raya mahasiswa Untan dengan datang ke TPS pada masing-masing fakultas pada 15 Desember mendatang.


Tidak ada komentar