Mahasiswa ini Gabungkan Metode Belajar Sejarah Dengan Mannequin Challenge

Belajar sejarah bukan hanya belajar tentang Indonesia, perihal manusia purba, tentang candi, masa perang, pembagian orde lama, baru, dan reformasi. Hal ini karena dalam ruang lingkup ilmu sejarah juga belajar tentang sejarah Asia Tenggara, Sejarah Asia Timur, Barat dan lain sebagainya.
Belum lagi dengan sejarah politik dan hubungan internasional, sejarah Amerika, Sejarah Australia, Sejarah Maritim dan sejarah dunia lainnya. Selain itu, motode belajar sejarah juga sangat menyenangkan karena selalu diwarnai dengan observasi atau terjun langsung kelapangan sehingga tidak membosankan duduk diam di dalam kelas.

Hal menarik tampak pada mahasiswa program studi pendidikan sejarah FKIP Untan yang menggabungkan materi sejarah lokal di Kalimantan Barat dengan Mannequin Challenge, seperti berikut :
 
Tokoh : Sultan Hamid II

Syarif Abdul Hamid Alkadrie atau yang lekat dengan sapaan Sultan Hamid II merupakan putra sulung dari Sultan Pontianak ke-6. Sultan Hamid II lahir di Pontianak, 12 Juli 1913 dan wafat di Jakarta pada 30 Maret 1978.

Ia adalah perancang Lambang  Negara Indonesia, Garuda Pancasila. Pemahaman sejarah yang bengkok dengan  mengira Sultan Hamid II  terlibat dalam  APRA (Angkatan Perang Ratu  Adil) pada 1950 yang  di  prakarsai  oleh  Westherling  membuat  banyak pihak  menghujat  dan  melupakan jasa besarnya dalam merancang lambang negara.

Menjawab kekeliruan tersebut Guru Besar Ilmu Pidana Universitas  Trisakti Profesor Andi Hamzah mengatakan, Sultan Hamid II sah merupakan pencipta lambang negara. Bahkan, hal itu diakui oleh proklamator RI Muhammad Hatta dalam bukunya yang berjudul “Bung Hatta Menjawab”.

Maksud penulis menampilkan tokoh Sultan Hamid II dalam video kali ini adalah guna meluruskan sejarah bahwa Sultan Hamid II bukanlah pemberontak terhadap negara seperti yang dituduhkan selama ini dan mengingatkan jasa besarnya dalam menyusun lambang negara. Selain itu, mengingat jasanya yang begitu besar kami berharap pemerintah dapat mengesahkan Sultan Hamid II sebagai pahlawan nasional dari Kalimantan Barat menyusul Sultan Tumenggung Setia Pahlawan, satu-satunya pahlawan nasional dari Kalimantan Barat.



Lokasi : Tugu Khatulistiwa
            Tugu Khatulistiwa (Equator Monument), di bangun pada 1928 dan menjadi landmark Kalimantan Barat yang terletak di Jl. Khatulistiwa, Pontianak. Disinilah garis lintang 0 derajat bumi, garis yang tepat membelah bumi bagian selatan dan bagian utara. Pada bulan-bulan tertentu kita dapat menikmati titik kulminasi matahari serta menyaksikan fenomena telur berdiri dan fenomena tanpa bayangan.
            Pentingnya sejarah diatas adalah guna mengingatkan generasi muda dan masyarakat Indonesia guna meluruskan sejarah tentang Sultan Hamid II yang dianggap memberontak terhadap negara dengan terlibat dalam APRA serta memperjuangkan Sultan Hamid II sebagai pahlawan nasional dari Kalimantan Barat.
Selain itu, juga memperkenalkan Tugu Khatulistiwa (Equator Monument) sebagai landmark Kalimantan Barat. 

              Berikut videokeseruannya nya  https://www.youtube.com/watch?v=Cafsv8XUqmY

Tidak ada komentar