Permainan Rakyat Sintang : Cak Asin, Permainan Tradisional Dari Sintang.



A. Sejarah Permainan Cak Asin
Anak-anak sedang memainkan permainan tradisional Cak Asin (source : Google)

            BujangAdau - Cak Asin adalah suatu nama permainan rakyat suku Melayu yang berada pada wilayah Sintang, Kalimantan Barat. Menurut informasi , permainan Cak Asin merupakan wujud permainan rakyat tradisional yang digagas sejak zaman dahulu oleh nenek moyang warga Sintang. Permainan rakyat ini merupakan sebuah gagasan yang diacukan oleh nenek moyang zaman dahulu sebagai sarana bermain dan menghibur diri.
            Tidak ada bukti konkret yang menunjukan kapan permainan rakyat Cak Asin ini diciptakan. Namun yang pasti, menurut cerita turun-temurun yang didapat dari mulut ke mulut mengatakan bahwa permainan ini sudah dimainkan sejak pada masa nenek moyang dahulu. Permainan Cak Asin ini mereka mainkan pada setiap saat kapanpun mereka mau. Namun, biasanya mereka memainkan permainan Cak Asin ini saat waktu senggang bahkan pada saat malam terang bulan.
            Permainan Cak Asin pada zaman dahulu diciptakan dari sebuah pemikiran tentang adanya keselarasan dan anggapan agar tidak ada perbedaan strata sosial dalam masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya sebuah aturan atau ikatan yang begitu mengikat sehingga permainan Cak Asin dimainkan oleh seluruh golongan masyarakat,baik golongan bangsawan, golongan menengah bahkan golongan kelas bawah sekalipun.
            Dari tidak adanya aturan atau ikatan yang begitu mengikat dalam permainan tradisional Cak Asin sehingga dapat dimainkan oleh semua golongan masyarakat ini pula yang membuat permainan tradisional ini dapat di sebut sebagai permainan yang murah meriah.Dalam memainkan permainan tradisional anak tidak perlu mengeluarkan biaya untuk kebutuhan permainan,mereka biasanya hanya cukup menyiapkan abu dapur bekas perapian untuk membuat batas garis atau biasanya langsung menggaris menggunakan kayu aapabila mereka bermain di tanah lapang yang luas.
            Wujud konsistensi yang baik juga ditunjukan pada aturan permainan Cak Asin, Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya perubahan-perubahan pada aturan permainan maupun cara-cara melaksanakan permaninan.Dengan kata lain menunjukan bahwa wujud orisinalitas permainan tetap terjaga dari zaman dahulu hingga zaman sekarang.
            Permainan tradisional Cak Asin yang dimainkan oleh masyarakat Sintang pada dasarnya sama dengan permainan yang dimainkan juga oleh masyarakat di pulau Jawa. Perbedaan nya terletak pada nama permainannya saja. Jika di daerah Sintang permainan semacam ini di sebut dengan permainan rakyat Cak Asin, “Cak” yang berarti siap atau mulai dan “Asin” yang berarti permainan selesai. Maka di daerah Pulau Jawa permainan semacam ini disebut dengan Gobak Sodor.
            Jika masyarakat di Indonesia pada umumnya menganggap permainan semacam ini berasal dari Pulau Jawa khususnya daerah Yogyakarta, maka anggapan tersebut tidaklah sepenuhnya benar. Hal ini dapat kita buktikan dengan adanya wilayah-wilayah lain di Indonesia yang juga memainkan permainan tradisional semacam ini.Salah satu nya wilayah Sintang di Kalimantan Barat yang juga sudah memainkan permainan ini sejak zaman nenek moyang mereka dan hingga saat ini masih menjadi salah satu kearifan lokal khususnya di wilayah Sintang dan Kalimantan Barat pada umumnya.
            Permainan tradisional Cak Asin yang ada di Sintang pada dasarnya tidak hanya sebatas berkutat pada wilayah kota itu saja,dapat ditemukan anak-anak maupun remaja yang juga turut memainkan permainan ini di wilayah Kalimantan Barat lainnya seperti Sekadau dan Sanggau serta daerah-daerah hulu Kalimantan Barat seperti Melawi dan Kapuas Hulu yang notabene memiliki wilayah yang tidak terlalu jauh dari kota Sintang .Namun, tidak menutup kemungkinan jika daerah hilir Kalimantan Barat juga turut  memainkan permainan tradisional tersebut.
            Pada dasarnya permainan Cak Asin dimainkan oleh anak laki-laki saja, namun tidak menutup kemungkinan jika permainan ini juga dimainkan oleh anak perempuan karena pada dasarnya tidak ada aturan yang menyebutkan akan larangan anak laki-laki dan anak perempuan bermain bersama dalam memainkan permainan Cak Asin ini. Permainan Cak Asin lebih banyak dimainkan oleh anak-anak dan  remaja usia 11-15 tahun.
            Meski tak sepopuler dahulu, permainan tradisional Cak Asin masih dapat kita temui dan  terkadang masih di mainkan oleh siswa-siswa di daerah Kalimantan Barat walaupun tidak sesering dahulu. Seperti yang penulis jumpai di wilayah Sekadau Hilir tepatnya di SDN 38 Merah Air sesekali murid-murid masih memainkan permainan ini pada saat mengisi jam istirahat, atau yang penulis temui pula pada SMAN 1 Sekadau yang terkadang siswa-siswi nya memainkan permainan tradisional ini selepas mata pelajaran Penjaskes diluar kelas atau sesekali ketika pelaksanaan Class Meeting di sekolah tersebut.
B. Cara Memainkan Permainan Cak Asin
            Dalam setiap permainan pastilah terdapat cara-cara dalam memainkannya. Begitupun dengan permainan Cak Asin seperti yang terdapat di Sintang Kalimantan Barat. Cara memainkan permainan Cak Asin ini tidak ada perubahan dari zaman dahulu saat para nenek moyang yang memainkan hingga saat ini serta sama antara satu daerah dengan daerah lainnya baik yang terdapat di Kalimantan Barat sendiri maupun di pulau-pulau lain di Indonesia pada umumnya.Cara memainkan permainan Cak Asin tersebut adalah:
1. Buatlah garis penjagaan (bisa di lapangan atau di dalam ruangan yang luas) secara vertical dan horizontal layaknya lapangan dalam permainan bulu tangkis. Namun dalam garis permainan Cak Asin tidaklah menggunakan garis rangkap.
2. Bagilah pemain ke dalam dua tim yang berbeda. Satu tim sebagai tim jaga dan tim lainnya akan menjadi tim lawan. Jumlah tim dalam permainan Cak Asin yang terdapat di Sintang biasa nya menyesuaikan antara jumlah anak yang ada pada saat itu. Semakin banyak anak yang ada pada saat itu maka semakin banyak pula jumlah pemain serta jumlah garis yang dibuat.
3. Tim yang mendapat giliran jaga harus menjaga garis bagian vertical dan horizontal. Untuk yang bertugas menjaga garis horizontal tugasnya adalah menjaga batas garis horizontal agar lawan tidak dapat masuk dan melewati garis yang ia jaga, sedangkan untuk yang menjaga garis vertical tugasnya adalah menjaga keseluruhan garis vertical yang ada pada garis tengah lapangan.
4. Tugas dari tim lawan adalah menerobos hadangan dari tim jaga serta melewati garis-garis yang sudah di buat. Garis yang dilewati adalah garis awal hingga garis paling akhir yang di halangi oleh tim jaga dan tim lawan harus bisa kembali ke garis awal kembali setelah melalui semua garis.
5. Tim lawan tidak boleh tersentuh oleh tim jaga dalam upaya melewati garis vertical maupun horizontal yang di hadang oleh tim jaga. Jika tim lawan tersentuh maka tim lawan “mati” dalam permainan.
C. Aturan Permainan Cak Asin
            Aturan-aturan yang terdapat dalam permainan Cak Asin adalah sebagai berikut:
1. Pemain dibagi menjadi dua kelompok,satu sebagai tim jaga dan satu menjadi tim lawan.
2. Tim jaga dibagi menjadi dua bagian,satu menjadi penjaga garis vertical dan lainnya menjaga garis horizontal.
3. Tim lawan harus dapat menuju garis finish dan semua anggota tim lawan sudah harus berada di dalam garis start.
4. Tim lawan dapat dikatakan menang apabila berhasil melewati garis finish tanpa tersentuh oleh tim jaga.
5. Tim Lawan dapat dikatakan kalah apabila tim lawan tersentuh oleh tim jaga atau keluar dari garis yang telah di tentukan.
6. Jika tim lawan dinyatakan kalah,maka diadakan pergantian posisi dalam permainan.
D. Manfaat Permainan Cak Asin
1. Melatih kerja sama dalam tim.
            Dalam permainan Cak Asin terdapat dua tim yaitu tim jaga dan tim lawan yang masing-masing terdiri dari beberapa orang. Baik tim jaga dan tim lawan memiliki tugas masing-masing. Tim jaga bertugas menjaga garis vertical maupun horizontal agar tim lawan tidak dapat menyentuh garis finis dan tim jaga bertugas mencapai garis finis jika hendak memenangkan permainan.Untuk itu diperlukan koordinasi yang baik dari masing-masing tim jika ingin kepentingan tim nya tercapai.
2. Melatih kepemimpinan
             Seperti di jelaskan sebelumnya bahwa dalam permainan Cak Asin diperlukan koordinasi yang baik jika ingin kepentingan tim nya tercapai, untuk itu dibutuhkan juga pola mengatur bagaimana proses pergerakan dari masing-masing pemain.Maka diperlukan pemimpin yang dapat mengarahkan anggota nya agar dapat bergerak dengan benar dan tepat misalnya jika tim jaga agar dapat menyentuh lawan sedangkan bagi tim lawan dapat sampai ke garis finis tanpa tersentuh oleh tim jaga dan tidak keluar dari garis yang telah dibuat.
3. Mengasah kemampuan otak.
            Mengasah kemampuan otak dalam permainan Cak Asin contohnya pemain Cak Asin perlu mencari strategi yang tepat agar tim lawan dapat sampai kepada garis finis dan tim jaga dapat menyentuh tim jaga agar terjadi pertukaran posisi selanjutnya dalam permainan Cak Asin tersebut.
4. Meningkatkan kekuatan dan ketangkasan.
            Dalam permainan Cak Asin diperlukan kekuatan dan ketangkasan dalam menghindar agar tim lawan tidak tersentuh oleh tim jaga maupun sebaliknya. Untuk itu kekuatan dan ketangkasan sangat diperlukan dalam permainan Cak Asin ini. Karena jika misalkan tim lawan tidak memiliki kekuatan serta ketangkasan dalam menghindari tim jaga maka otomatis tim lawan akan tersentuh oleh tim jaga dan tim lawan akan di anggap kalah dalam permainan,sehingga terjadi pertukaran posisi dalam permainan tersebut.
E. Permainan tradisional Cak Asin sebagai metode perkembangan anak
            Beda zaman beda generasi,begitu pula dengan permainan yang dimainkan oleh anak-anak di zaman dahulu dan zaman sekarang. Bagai langit dan bumi perbedaan ini kian hari kian nampak saja. Walaupun semakin hari perkembangan mainan semakin canggih tapi terdapat dua sisi mata uang yang saling berbalik antara mainan tradisional dan mainan canggih masa kini.
            Berbicara mengenai permainan tradisional,walaupun banyak kekurangan dan kesederhanaan namun juga di dalam nya juga terdapat banyak manfaat dan pembelajaran yang baik tang dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam perkembangan anak. Manfaat permainan tradisional tersebut antara lain:
1. Belajar dalam sportifitas.
2. Melatih kemampuan fisik.
3. Lebih bersosialisasi.
4. Menggali kreatifitas.
5. Belajar arti dari saling bekerja sama.
6. Melatih kepercayaan diri.
7. Belajar mengelola emosi.
8. Belajar bersikap demokratis,dan masih banyak lagi.
            Dari point-point di atas dapat kita ketahui tentang banyak nya manfaat yang dapat diperoleh dari permainan tradisional,dapat kita simpulkan bahwa salah satu faktor perkembangan anak zaman dahulu dapat di peroleh dari permainan tradisional yang setiap harinya mereka mainkan. Contoh yang dapat kita lihat secara langsung mengenai perkembangan remaja zaman dahulu yaitu dimana mereka lebih dapat bersosialisasi dengan masyarakat serta mereka memiliki cara berdiplomasi dengan orang lain.
            Membahas tentang manfaat dari permainan tradisional pada umumnya yang di dalam nya terdapat sangat banyak pembelajaran, begitu pula dengan permainan tradisional Cak Asin yang terdapat di Sintang Kalimantan Barat. Dalam permainan Cak Asin ini juga banyak menekankan tentang bagaimana proses bersosialisasi antara satu anak dengan anak lain serta mengajarkan tentang kepemimpinan dan ketangkasan pada anak, selain itu permaian Cak Asin juga mengajarkan tentang jiwa kepemimpinan serta cara mencari strategi dalam memecahkan suatu persoalan.
            Melihat begitu banyak manfaat yang diperoleh dari permainan tradisional maka cukup memprihatinkan sebenarnya jika permainan tradisional kini mulai ditinggalkan dan digantikan dengan mainan-mainan modern yang walaupun memiliki sisi hiburan namun juga memiliki sisi negative yang sudah banyak diketahui masyarakat tentunya.Namun,tuntutan zaman memang membuat permainan tradisional ditinggalkan perlahan demi perlahan dan digantikan kedudukannya dengan permainan modern.
            Permainan modern memang memiliki fitur yang canggih,namun permainan modern terkesan memberikan dampak yang membuat anak atau remaja sulit dalam berkembang dan tidak mudah bersosialisasi dengan masyarakat. Dalam permainan modern biasa hanya dimainkan seorang diri di dalam rumah atau di dalam ruangan yang dapat membuat anak lupa waktu bahkan lupa jika ia tidak hidup sendiri di dunia ini. Anak akan melupakan kehidupannya sebagai bagian dari masyarakat sehingga sulit dalam bersosialisasi dan membuka diri dengan lingkungan masyarakat sekitar.
            Walaupun dalam praktiknya saat ini sudah ada permainan yang lebih canggih dengan fitur berbasis sosial media yang dapat menghubungkan anak satu dengan anak lainnya dalam bermain game,namun tetap saja hal ini bukanlah sebuah solusi karena anak hanya berinteraksi melalui sebuah media tanpa ada interaksi langsung.
            Walaupun dampak negative dalam penggunan permainan modern sudah bukan menjadi sebuah rahasia lagi, namun justru permainan modern kian berkembang setiap harinya, tidak ada usaha kita untuk mengembalikan permainan tradisional di karenakan tuntutan zaman yang sudah semakin canggih serta anggapan dari anak atau remaja masa kini yang menganggap bahwa memainkan permainan tradisional terkesan kuno atau kampungan.
            Paradigma remaja yang menganggap permainan tradisional adalah kuno menyebabkan permainan tradisional kian ditinggalkan, walaupun permainan tradisional layaknya Cak Asin masih dapat kita jumpai di Kalimantan Barat namun tidak akan semudah dan sesering dahulu. Tidak hanya secara umum dalam konteks wilayah Kalimantan Barat namun juga di daerah asalnya Sintang. Seperti berdasarkan sumber dari hasil wawancara penulis dengan warga Sintang,ia mengatakan bahwa permainan Cak Asin memang sudah jarang ia temui di Sintang, bahkan mungkin ada anak-anak zaman yang sekarang yang tidak mengetahui permainan Cak Asin seperti apa bentuknya.
            Selain zaman nenek moyang, permainan Cak Asin memang masih sering dimainkan oleh anak-anak remaja di wilayah hulu Kalimantan Barat seperti tempat asalnya Sintang ataupun beberapa wilayah yang dekat dengan Sintang seperti Melawi,Sekadau,dan Sanggau. Namun tingkat eksistensi permainan tradisional Cak Asin hanya bertahan hingga akhir tahun 90-an hingga masa awal tahun 2000-an,setelah itu permainan tradisional ini mulai tergeser dengan permainan-permainan modern yang mulai bermunculan.
            Cak Asin adalah bentuk permainan tradisional sekaligus bentuk hasil pemikiran dan kearifan lokal masyarakat Sintang Kalimantan Barat yang sudah mulai di tinggalkan perlahan demi perlahan, padahal  mengingat manfaat serta pembelajaran yang terdapat dalam permainan rakyat ini sudah sepantasnya kita sebagai generasi muda kembali menggalakkan permainan ini agar tidak begitu saja musnah di telan canggihnya zaman seperti pada saat ini.
            Adapun cara agar permainan tradisional semacam Cak Asin ini tidak musnah adalah kita sebagai generasi muda tidak semerta-merta selalu memainkan permainan modern melainkan juga mengingat dan memainkan permainan tradisional sehingga permainan ini kembali popular dan mendapat perhatian di hati anak-anak serta remaja di Kalimantan Barat pada umumnya dan di Sintang pada khususnya.
            Melalui hal-hal tersebut kita dapat memperoleh manfaat positif yang ditimbulkan dari permainan tradisional Cak Asin dalam hal perkembangan seperti melatih kerja sama dalam tim,melatih kepemimpinan, melatih kemampuan otak, melatih kemampuan otot dan ketangkasan serta melatih jiwa sosial dalam diri anak maupun remaja. Dan yang paling penting, Cak Asin sebagai bentuk pemikiran dan kearifan lokal masyarakat Sintang Kalimantan Barat dapat terus lestari dan tidak musnah ditelan zaman.



Tidak ada komentar