BujangAdau - NKRI
HARGA MATI! Kata-kata penuh makna yang sering diucapkan oleh seluruh bangsa
Indonesia ketika memperingati hari-hari besar nasional. Kata-kata yang terkesan simple di ucapkan ini memang ampuh
membakar nasionalisme bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Apalagi
seperti kita tahu bahwa Indonesia negara yang luas dengan ragam khas
budaya,agama dan unsur-unsur lain yang ada di dalamnya. Namun apakah kata-kata
pembakar jiwa ini hanya akan kita ucapkan ketika memperingati hari-hari besar
nasional?
Ya,
faktanya adalah demikian. Kata-kata yang sangat mudah diucapkan ini faktanya
hanya diucapkan oleh masyarakat Indonesia ketika memperingati hari kemerdekaan,
memperingati peristiwa perang, ataupun hari-hari besar lainnya. Padahal taukah
kita bahwa kata tersebut adalah salah satu kalimat pembangkit rasa nasionalisme
suatu bangsa atas negaranya.
Membahas
tentang nasionalisme,devinisi Nasionalisme secara sederhana adalah semangat
kebangsaan,perasaan kebangsaan, yaitu perasaan cinta atau perasaan cinta
terhadap bangsa dan tanah air melebihi apapun. Nasionalisme merupakan unsur
pokok suatu bangsa dalam mempertahankan tanah airnya dari segala ancaman baik
dari dalam maupun yang sifatnya dari luar.
Tapi,
Bagaimanakah dengan jiwa nasionalis bangsa Indonesia saat ini?.Seperti yang
telah kita tau dengan luasnya wilayah Indonesia yang meliputi daratan serta
lautan dengan pulau-pulau yang ada di dalamnya memang tidak bisa kita pungkiri
dapat menimbulkan masalah baru yang dapat kita sebut sebagai KRISIS
NASIONALISME.
Luasnya
wilayah Indonesia tidaklah mudah diolah secara bersamaan antara satu wilayah
dengan wilayah lainnya.Walaupun sistem sentralisasi tidak lagi diberlakukan di
Indonesia atau dengan kata lain pemerintah daerah bebas melakukan otonomi di
wilayahnya sendiri namun masalah pembangunan hingga saat ini belumlah
terselesaikan secara tuntas. Seperti halnya yang kita tau diantara gemerlap
kota adapula wilayah yang disebut sebagai daerah tapal batas atau perbatasan.
Hingga
saat ini masalah klasik yang dihadapi warga diperbatasan tentang pembangunan
memanglah belum rampung, atau dengan kata lain dibeberapa wilayah perbatasan
pembangunan justru belum pernah merambah wilayah mereka. Keterbatasan sarana
prasarana fisik, sarana pendidikan,kesehatan dan akses perdagangan membuat
warga negara diperbatasan tidak lagi berpikir panjang untuk menggantungkan
hidupnya dengan negara lain.
Sumber: Google
Bagai
langit dan bumi perbedaan kehidupan masyarakat diperbatasn dengan masyarakat
yang terdapat diwilayah seberangnya adalah cerminan bahwa masalah pembangunan
memang hal yang sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah. Warga diperbatasan
menggantungkan hidup dengan menjual barang-barang mereka ke negeri seberang
melalui wilayah yang disebut dengan perbatasan. Tidak hanya menjual, mereka pun
juga membeli barang-barang dari negeri tetangga yang notabene memiliki estimasi
biaya yang jauh lebih murah serta lebih mudah cara untuk mendapatkannya.
Dari
satu masalah yang disebut masalah pembangunan ini muncullah masalah-masalah
baru yang salah satu nya adalah Krisis Nasionalisme tersebut. Masalah
pembangunan yang membuat warga perbatasan lebih bergantung pada negeri seberang
membuat warga perbatasan melupakan kedudukannya sebagai warga negara Indonesia.
Mereka menggadaikan kependudukannya demi hidup yang lebih baik dengan berpindah
menjadi warga negara lain dan meninggalkan negara tanah airnya Indonesia.
Jika
di tanya mengapa hal ini di biarkan? Jawabannya adalah lantas siapa yang bisa
melarang. Kenyataan dan keadaan wilayah yang tertinggal memang wajar jika
membuat rakyat ingin mencari penghidupan yang lebih baik walaupun harus
meninggalkan tanah airnya. Dan jika ditanya siapa yang seharusnya disalahkan
atas masalah semacam ini?, jawabannya adalah siapa saja yang terkait atas
masalah ini,baik pemerintah maupun masyarakat yang tingkat nasionalisme nya rendah.
Andai
saja pendidikan nasionalisme diajarkan sejak dini guna mencintai tanah air atas
segala macam bentuk masalah apapun,tentu saja masalah krisis nasionalisme
semacam ini tidak akan terjadi dan rasa bangga seorang warga atas negaranya
akan mengalahkan apapun walaupun keterbatasan menjadi halangan terberat bagi
warga perbatasan.
pendidikan nasionalisme sedini mungkin bagus sekali namun setelah itu perlu diberikan pendampingan untuk bisa mandiri atau mampu memanfaatkan apa yang ada dilingkungannya dan mendapatkan support dari pemerintah khususnya dalam hal telekomunikasi.
BalasHapus