Mewujudkan Guru Yang Inovatif dan Kreatif untuk Peningkatan Pelayanan Pendidikan




Pendidikan merupakan suatu tonggak yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam kemajuan sebuah bangsa, dari berbagai macam faktor kemajuan bangsa,pendidikan adalah termasuk salah satu komponen yang paling penting di dalamnya. Melalui pendidikan,dapat membuka pemikiran anak untuk maju dan berkembang serta mengimplikasikan ilmu yang ia miliki guna memajukan bangsa dan negaranya.
 Sejarah pendidikan di Indonesia, seperti yang kita ketahui telah melalui lika-liku yang panjang. Dimulai dari masa Hindu-Budha, Islam, Kolonialisasi, sampai reformasi saat ini. Pendidikan di Indonesia pernah kita kenal dengan sekolah desa yang membagi kurikulum hanya berdasarkan tiga tingkatan kelas saja yang penuh dengan kekurangan hingga saat ini kurikulum 2013 yang bahkan belum rampung dalam penggarapannya sehingga menimbulkan pro dan kontra dalam masa percobaannya.
Permasalahan pendidikan di Indonesia memanglah sudah menjadi rahasia publik,walaupun pemerintah tidak hanya berpangku tangan dalam mengatasi masalah-masalah tersebut tapi tidak semerta-merta menyelesaikan semua masalah yang ada. Mulai dari kurangnya sarana dan prasarana, kurikulum yang belum tepat penerapannya, ketimpangan pendidikan di kota dan di desa,sampai rendahnya kualitas guru sebagai tenaga pendidik adalah merupakan potret permasalahan pendidikan di Indonesia.
Salah satu hal yang juga menarik di dalam permasalahan pendidikan di Indonesia adalah mengenai kualitas guru sebagai tenaga pendidik. Kesejahteraan guru sebagai tenaga pendidik hingga saat ini belum dikatakan sejahtera yang pada dasarnya juga akan mempengaruhi kualitas guru dalam mengajar.Gaji yang rendah hingga minimnya kreatifitas guru merupakan faktor nyata yang masih kita temui hingga saat ini.Belum lagi dengan guru yang mengajar hanya demi menunaikan kewajiban saja.
Seperti tertulis dalam buku Ilmu Teoritis dan Praktis yang ditulis oleh Drs. Ngalim Purwanto menyebutkan sikap dan sifat guru yang baik yaitu meliputi adil, percaya dan suka kepada murid, sabar dan rela berkorban,memiliki wibawa terhadap anak, penggembira, bersikap baik terhadap guru lain, bersikap baik terhadap masyarakat, benar-benar menguasai mata pelajaran, suka kepada mata pelajaran yang diberikan, serta berpengalaman luas.
Kualitas pendidikan di Indonesia memang tidaklah seburuk yang kita kira, hal ini dibuktikan dengan dengan prestasi pelajar Indonesia yang juga mampu membuktikan kemampuan akademiknya serta mengaharumkan nama Indonesia di mata dunia seperti contohnya M. Luthfi Nurfakri yang menjadi juara ke-3  pada lomba ISEF di Amerika Serikat, Mahaiswa ITB menjadi juara umum dalam kompetisi softwere dunia yang diadakan di Kairo, Mesir dan masih banyak lagi. Namun faktanya prestasi semacam ini hanya dapat diperoleh oleh sebagian pelajar atau mahasiswa di Indonesia.
Mengapa hal ini dapat terjadi?,salah satu jawabanya adalah kualitas guru yang belum sepenuhnya baik. Untuk itu diperlukan cara yang kreatif dan inovatif seorang guru dalam meningkatkan pelayanan pendidikan di Indonesia. Kita mengenal empat kompetensi guru seperti yang tertera dalam Undang-Undang no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen meliputi pedagogic, kepribadian, professional dan kompetensi sosial yang seharusnya guru terapkan dalam proses belajar mengajar.
Selain menggabungkan empat kompetensi guru dalam mengajar, guru juga harus memiliki cara lain agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan kondusif dan menyenangkan serta mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Jika melihat kebelakang biasanya kita hanya melihat seorang guru mengajar satu arah serta hanya berada di ruangan kelas setiap harinya, namun cara ini sudah tergolong kuno dan terbukti tidak efektif dalam mencapai hasil belajar yang maksimal. Untuk itu perlu cara baru yang kreatif dan inovatif oleh seorang guru dalam mengajar.
Cara lain yang dapat dtempuh guru selain hanya belajar satu arah atau hanya duduk di dalam kelas setiap harinya, guru juga dapat menggunakan metode belajar sambil bermain atau belajar keluar ruangan kelas jika diperlukan. Hal ini guna mengeksplorasi kemampuan murid serta membuat murid tidak merasa jenuh dalam belajar. Cara lain yang dapat dilakukan pula seperti ditulis dalam buku berjudul Konsep dan Model Pendidikan Karakter yang ditulis oleh Drs.Hariyanto yang membagi strategi dan metodologi pendidikan yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengajar. Metode-metode tersebut antara lain metode bercerita, mendongeng (telling story), metode diskusi dan berbagai varianya seperti Buzz Group, Panel dan Diskusi Panel, Kelompok Sindikat atau Curah Pendapat. Dapat pula menggunakan metode simulasi yaitu dengan sosiodrama atau bermain peran.
Metodologi tersebut terbukti dapat membuat murid lebih aktif dalam menerima pelajaran karena proses penyampaiannya yang menyenangkan serta tidak membosankan. Dengan guru sebagai tenaga pendidik menerapkan metode-metode menarik yang kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pelajaran diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai serta memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia menjadi lebih selanjutnya.


Tidak ada komentar