BujangAdau - Dewasa ini, sering kali kita mendengar
istilah globalisasi atau kemajuan secara menyeluruh dalam segala bidang dan
mencakup wilayah yang sangat luas. Berbicara mengenai globalisasi, tentu yang
ada dibenak kita adalah dampak yang bagai dua sisi mata uang memiliki
keterkaitan antara satu hal dan hal lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan
globalisasi seperti yang kita rasakan saat ini sangat kentara dampak positifnya
baik dalam jangkauan lokal maupun internasional, Dimana seseorang dapat dengan
mudah mengakseses dunia hanya dalam
genggaman tangan dan dalam waktu yang relatif singkat. Dampak positif lain
misalnya juga sudah pasti dapat kita rasakan bersama dalam kehidupan sehari-hari
baik disadari maupun tidak.
Namun, yang perlu
diingat bahwa globalisasi juga dapat membawa dampak besar yang sifatnya
negatif. Degradasi moral dan budaya, tawuran remaja, penggunaan narkoba dan
psikotropika, prostitusi dibawah umur hingga kasus pembunuhan antar remaja
adalah fakta nyata akan dampak negatif globalisasi dikalangan remaja.
Dari contoh
permasalahan yang dialami remaja diatas, dapatlah kita simpulkan bahwa remaja
di Indonesia saat telah mengalami sebuah fase yang dinamakan “Krisis Karakter” dan
jika saja hal ini dibiarkan begitu saja maka sudah pasti sulit Indonesia yang
saat ini masih menjadi negara berkembang untuk meraih mimpi nya menjadi negara
maju.
Masalah selanjutnya
yang muncul perihal Krisis Karakter ini adalah media atau cara yang digunakan
dalam metode pembelajaran pendidikan karakter yang tidak efisien dan tidak
memiliki dampak besar bagi perkembangan remaja di Indonesia. Perihal karakter,
orang tua biasanya acuh tak acuh dan menyerahkan segala sesuatu nya kepada
sekolah. Di sekolah, guru hanya memberikan pendidikan karakter hanya sebatas
teori buku tanpa ada implikasinya dalam kehidupan yang tentu saja sama hal nya
dengan sia-sia dan tidak merubah pola karakter remaja.
Maka yang perlu kita
fikirkan bersama adalah bagaimana cara yang dapat di tempuh dalam metode pembelajaran
karakter remaja. Tentu saja bukan sebatas teori buku tanpa implikasi, bukan
pula metode pembelajaran satu arah yang sudah terkesan kuno dan terbukti tidak
efisien. Kita perlu sesuatu hal yang menyenangkan dan hasil pembelajarannya dapat
diserap oleh murid dengan baik. PRAMUKA-lah jawaban dari masalah ini.
Mendengar kata Pramuka,
sebagian orang pasti berasumsi tentang sesuatu yang membosankan yang
kegiatannya hanya sebatas belajar baris-berbaris, bertepuk-tepuk tangan,
bernyanyi bersama dan belajar tentang kompas atau sekedar berkemah di hutan.
Tidak dapat disalahkan memang jika ada yang beranggapan bahwa pramuka adalah
demikian dikarenakan kegiatan-kegiatan tersebut memang bagian dari kegiatan
pramuka.
Namun tahukan anda
bahwa pramuka tidak hanya sekedar kegiatan hura-hura yang tidak memiliki
manfaat. Yang harus kita ketahui bersama bahwa didalam pramuka terdapat Tri
satya atau tiga janji dan Dasa Darma atau 10 kode moral yang yang dapat
digunakan sebagai metode pembelajaran karakter.
Cermati dan pahami isi dari Dasa Darma Pramuka :
1. Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia.
3. Patriot yang Sopan dan Ksatria.
4. Patuh dan Suka Bermusyawarah.
5. Rela Menolong dan Tabah.
6. Rajin Terampil dan Gembira.
7. Hemat, Cermat dan Bersahaja.
8. Disiplin, Berani dan Setia.
9. Bertanggung Jawab dan Dapat di Percaya.
10. Suci Dalam Fikiran, Perkataan dan Perbuatan.
Dari sebuah Kode Moral Pramuka terdapat
puluhan point yang jika di terapkan secara benar, baik melalui cara mengemas
maupun cara menyampaikan nya apalagi jika dipadukan dengan cara penyampaian di
dalam pramuka yaitu belajar sambil bermain otomatis pesan yang ingin di
sampaikan pun akan mudah diserap oleh remaja.
Apalagi setelah dikeluarkannya Peraturan
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 memang mewajibkan
Pendidikan Kepramukaan sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Maka Implementasi Pramuka sebagai
metode pembelajaran karakter remaja juga pastinya lebih mudah terealisasi.
Tidak ada komentar