Mimpi Panjang yang Terasa Nyata - Cerita Pendek

Mimpi Panjang yang Terasa Nyata - Cerita Pendek


Malam itu aku yakin diriku sedang berbaring di atas kasurku yang empuk dan nyaman dalam hitungan detik, aku dikuasai rasa kantuk lalu menutup mataku yang terasa berat. Saat aku membuka mata kutemukan diriku berada di medan perang penuh dengan suara tembakan peluru dan cipratan darah yang berasal dari mayat seorang prajurit di depanku sekarang ini mulai tercium bau amis menyengat.

 Aku mencoba memutar balik isi kepalaku tentang apa yang sedang terjadi di depan mataku " apakah aku masih bermimpi ? " tetapi saat aku melihat bekas darah ditanganku kusadar ini bukan mimpi. Hari - hariku di medan perang sangatlah berat berbeda di zaman ku di mana sangat sulit untuk melihat mayat tergeletak di tanah karena kehidupan saat itu sangatlah damai.

Rasa lelah bukan main yang kurasakan sekujur tubuhku selalu waspada terhadap rangsangan dari luar, mental dan fisikku mulai melemah disebabkan oleh shock merasakan hal baru ini. Aku mencuci muka bekas noda darah, disini tidak ada kamar mandi membuat tubuhku merasa kotor. Tiba - tiba saja seorang pemuda menepuk pundakku.

 " Herrick ! What are you doing? You look like a rat that was ready to be pounced on earlier " tubuhku masih agak shock dengan kejadian tadi dan karena baru berada disini membuatku sedikit kebingungan dengan situasi sekarang juga idestitas prajurit yang berbicara akrab denganku.

"Siapa ?" Tanyaku, pemuda itu memasang wajah terkejut sembari kebingungan mendengar perkataanku " what the hell are you talking about ? ". Ternyata tanpa sadar aku berbahasa indonesia " i mean who are you ? " jawabku memperbaiki pertanyaanku tadi untunglah skill dalam berbahasa english milikku bagus. 

"Pertanyaan macam apa itu ! I'm a rockie ! your friend" jawabnya dengan nada candaan 

"Ah Rockie ! Can i ask you something ?" Tanyaku padanya dan dia menerimanya

Rockie menjawab semua pertanyaanku dengan sabar walaupun terdengar aneh dan terasa tidak nyata dari penjelasannya tentang perang yang terjadi berawal dari kasus pembunuhan Archduke Franz Ferdinand, pewaris mahkota Austro-Hungaria, dan istrinya, Archduchess Sophie, di Sarajevo dan mulailah perang besar - besaran ini lalu mulai membuat sekutu dari kumpulan beberapa negara yang ikut bergabung.

Perang ini lebih besar daripada perang yang dilakukan beberapa ratus tahun yang lalu. Terutama Jerman yang memulai konflik besar ini, dari penjelasannya bisa disimpulkan aku terjebak dalam perang dunia pertama walaupun perang ini tidak separah perang dunia kedua tetap saja hal ini menewaskan 20 juta jiwa. Aku pun berpikir apakah ada kemungkinan diriku untuk selamat dalam perang ini. Setelah beberapa hari menghabiskan waktuku disini aku dan prajurit lainnya dibawa ke markas utama. Sambil menunggu letnan kembali menyelesaikan rapat penting dengan para atasan tertinggi aku mengistirahatkan tubuhku di atas tanah militer ini bersama dengan prajurit lainnya.

Mereka semua terlihat kelelahan karena habis menghadapi musuh bahkan karena hal itu kita sudah kehilangan sepeleton teman prajurit kita akibat perang dan tubuhku mulai bisa beradaptasi dengan perlakuan tidak manusiawi ini. Baru saja 20 menit terlewat sang jendral memanggil nama kami satu persatu naik ke dalam truk. Dalam perjalanan dimulai aku mulai melihat barisan para prajurit yang kehilangan tangan dan kakinya penuh luka di wajah berjalan dengan menyedihkan disini nyawaku dipertaruhkan dalam perang antar manusia yang diarahkan dengan ketamakan dan keegoisan manusia itu sendiri.

Pada akhirnya antusiasme awal semua pihak untuk meraih kemenangan cepat dan mutlak meredup saat perang tersebut menemui jalan buntu karena pertempuran yang memakan biaya tinggi dan peperangan sistem parit, terutama di Front Barat. Sistem parit dan benteng di barat yang terpanjang mencapai sekitar 475 mil, kira-kira dari Laut Utara ke perbatasan Swiss, dan demikianlah perang bagi sebagian besar pejuang Amerika Utara dan Eropa Barat. Luasnya bentang alam Front Timur mencegah peperangan parit skala besar, tapi skala konfliknya sama dengan yang di Front Barat. Pada tanggal 1 Juli 1916, jumlah korban jiwa terbesar dalam  sehari, Angkatan Darat Inggris di Somme menderita lebih dari 57.000 korban jiwa, untunglah aku masih selamat pada perustiwa itu tetapi sayangnya temanku Rockie yang telah membantuku harus meregangkan nyawanya disini dan mati didepan mataku dengan kondisi mengenaskan. Selain itu Jerman dan Rusia lah yang menderita jumlah kematian militer tertinggi dengan estimasi masing-masingnya adalah 1.773.700 dan 1.700.000.

Prancis kehilangan 16% dari pasukan yang dikerahkannya, jumlah kematian tertinggi terkait dengan pasukan yang dikerahkan. Setelah 4 tahun aku menghabiskan waktu di medan perang aku kembali ke Inggris tempat dimana Herrich orang yang identitasnya dipakai olehku selama berada di zaman ini. Dengan secangkir teh ditanganku aku membaca berita koran tentang serangkaian perjanjian yang kemudian ditetapkan terhadap negara yang kalah perang (Jerman, Austria, Hungaria, Bulgaria, dan Turki). Blok sekutu menuntut pertanggungjawaban negara-negara tersebut, khususnya Jerman, karena telah memulai perang dan atas kerugian material yang sangat besar.

Akibatnya Jerman terpaksa untuk menyerahkan 13% dari wilayahnya dan membatasi angkatan perangnya disebabkan perjanjian Versailles tahun 1919. Banyak warga yang mengaitkan perjanjian itu sebagai penghinaan atas kekalahan Jerman. Tak sengaja kujatuhkan cangkir teh yang kupegang karena sempat membayangkan kejadian dimana Rockie terbunuh oleh tentara musuh rasa bersalah masih saja menghantuiku tak kenal waktu membuatku mengalami gangguan tidur

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun tak terasa aku sudah menghabiskan hidupku disini ditemani oleh sepupuku Eliard yang menumpang tinggal di rumahku untuk sementara waktu, berkatnya kondisiku semakin membaik hal - hal buruk itu mulai menghilang seiring waktu. Sayangnya hari damai itu hanya sementara setelah mendengar kabar dari Eliard bahwa ia akan mengabdikan dirinya pada perang hatiku serasa dihantam oleh palu ratusan kali. Aku sudah kehilangan teman berhargaku saat perang dan sekarang salah satu angota keluarga yang berharga bagiku akan pergi ke medan perang terbayang lagi momen menyakitkan itu seperti mimpi buruk " shut up ! Bullshit about war and devotion get out of here now ! ", teriakanku yang dipenuhi amarah itu telah membuatnya pergi meninggalkan rumah dan keheningan mulai memenuhi ruangan saat itu.

Makan malam yang tersedia telah menjadi dingin membuatku kehilangan selera makanku.  Aku mengetahui bahwa perang dunia kedua akan terjadi, tidak seperti perang pertama. Perang dunia kedua adalah perang terbesar dalam sejarah mengakibatkan kematian sekitar 55 juta orang di seluruh dunia. Aku menenangkan pikiranku sejenak pada akhirnya aku memilih bangkit kembali dan ikut mengabdi pada negara ini kupikir sudah saatnya aku menghadapi masa laluku. Aku memustukan untuk bergabung dengan tenaga medis sambil berharap aku dapat menolong sepupuku Eliard saat terluka, saat persiapan untuk menghadapi perang aku belajar mati - matian tentang ilmu medis dan simpul tali aku mencoba pelajaran yang diberikan pembina pramuka dalam membuat simpul tali dulu serta materi yang diberikan saat aku masih menjadi PMR (Palang Merah Remaja). 

Akhirnya waktu pun tiba, benar benar pemandangan yang luar biasa baru saja menginjakkan kaki di medan perang ini peluru mulai bertebangan menembus kepala salah satu prajurit kami ada pula yang tubuhnya langsung hancur karena serangan bom. Aku sebagai tim medis bertugas untuk mengobati mereka yang terluka, disini aku harus berhati - hati salah ambil gerak bisa - bisa aku mati. Penting untuk menjaga nyawa sebagai seoramg tim medis karena jika aku mati mereka akan kesulitan mengobati prajurit yang terluka tanpa sadar hari sudah mulai gelap para pasukan mulai mundur karena kondisi ini tidak memungkinkan untuk berperang. Saat kembali ke markas aku masuk ke tenda tentara yang terluka memastikan apakah Eliard baik - baik saja ternyata tidak ia mengalami luka dalam di bagian bahu kanan dan kaki sebelah kiri.

Pikiranku campur aduk takut kehilangan sesuatu yang berharga, keesokkan paginya aku harus kembali ke medan perang keadaannya lebih kacau dari sebelumnya dan lebih brutal. Banyak tenaga medis yang hanya mengobati barisan dibelakang sedangkan didepan saat aku mulai bergerak tiba - tiba saja bom dilempar hampir mengenaiku dan malah terkena prajurit dibelakangku membuat ususnya keluar dari dalam perutnya dalam keadaan tidak utuh membuatku terdiam sesaat namun teriakan dari teman setimku menyadarkanku lalu aku kembali bergerak mengobati prajurit yang terluka parah di barisan depan. Hari mulai gelap dan kami semua harus kembali untuk esok hari tetapi teman seangkatanku terluka dan musuh mendekat, hati dan otakku saling beragumen manakah yang harus kulakukan. Aku mengambil nafas dalam - dalam dan mengikuti kata hati untuk menyelamatkan berdoa agar hari esok aku bisa menghirup udara segar dan kembali ke hariku yang damai. 

Diperkirakan jumlah total kematian selama Perang Dunia II sekitar 35-67 juta orang. Pasukan militer Sekutu dan Sentral melaporkan jumlah total sekitar 14,5 juta tewas. Populasi sipil yang menderita lebih banyak dibandingkan pasukan militer akibat serangan bom udara, kelaparan, dan wabah penyakit. Di front timur, selama musim panas tahun 1942, Jerman dan blok Porosnya kembali menyerang Uni Soviet, dengan tujuan merebut Stalingrad di Sungai Volga, serta kota Baku dan ladang minyak Kaukasia. Serangan Jerman terhenti di kedua medan perang tersebut pada akhir musim panas 1942. Pada bulan November, pasukan Soviet melancarkan serangan balasan di Stalingrad dan pada tanggal 2 Februari 1943, Angkatan Darat Keenam Jerman menyerah kepada tentara Soviet. Aku mengalami luka parah karena mendapat banyak tembakan di dada, bahu, kaki bagian kanan oleh karena itu kesadaranku hampir menghilang karena kehilangan banyak darah. 

Tubuhku terasa berat saat membuka mataku aku berada di kamarku, entah mengapa mimpi ini terasa gila dan nyata. Setelah mimpi yang berat itu aku mulai menghargai waktuku disini baik itu saat makan, bermain, belajar, bahkan tidur. Ibu menyukai perubahanku yang baik ini lalu pada akhir pekan aku berkunjung ke rumah nenek tidak sengaja aku menemukan sebuah foto, wajah yang sama dengan aku yang berada dalam mimpi tersebut dan orang yang disebelahnya ini.

"Ada apa cuk ? Daritadi kau pandangi foto kakekmu " tanya nenekku yang baru saja datang

"Nek ini foto kakek iya kan ? Waktu kapan ini diambil ?" Tanyaku balik

" oh..ini diambil saat perang dunia pertama saat itu kakekmu sangat sedih dengan kepergian teman masa kecilnya lalu ia juga ikut serta dalam perang kedua mungkin karena itu dia jadi orang yang sangat disiplin terutama pada ayahmu walaupun keras dan tegas dia sangat menyayangi keluarganya lebih dari siapapun", cerita nenek telah membuka mataku lebar - lebar aku mulai mesyukuri semua yang ada disekitar dibanding medan perang yang penuh teriakan, ledakan, dan suara tembakan. Aku bersyukur dilahirkan di mana semuanya damai dengan negara yang merdeka.

Pesan moral : perang dapat mengubah hidup seseorang karena hal itu membuat kita kehilangan banyak hal. Oleh karena itu kita perlu bersyukur dilahirkan di saat yang terbaik dimana manusia hidup rukun dan saling menghargai maupun menghormati satu sama lain dengan hak asasi yang diberikan

Kesimpulan : Dampak dari Perang Dunia I dan 2 ini membuat kedudukan buruh dan wanita semakin penting demi mendorong produktivitas industri karena kemiskinan akibat rusaknya perindustrian dan sumber daya manusia yang meninggal karena perang.

Ditulis oleh : Vanni Setio Cantika Puteri (XI IPS 1) SMAN 1 Pontianak

Proyek MID Semester Sejarah Minat Materi PD 1 dan PD 2

Tidak ada komentar