Perpecahan - Cerita Pendek

Perpecahan - Cerita Pendek

Adi, Bayu, dan Taufik sering disebut tiga serangkai di kelas XI IPS 1. Mereka sekelompok kawanan yang dapat dikatakan otak dari teman-teman sekelasnya yang lain. Namun sifat dan perilaku mereka tetap rendah hati dan tidak sombong. Mereka sering membantu jika ada yang bertanya dan mau belajar dari mereka, ada juga yang hanya meminta jawaban secara mentah. Apakah jawabannya dikasih oleh mereka? Tentu saja tidak. Terkecuali geng Zaki yang selalu dikasih jawaban oleh mereka.

Awalnya begini, saat itu Zaki, Bintang, dan Tegar tidak mengerjakan tugas MTK yang diajar oleh guru killer hari senin. Kebetulan jam pelajaran tersebut paling akhir dan mereka masih sempat untuk mengerjakan di sekolah. Namun karena sifat malas mereka hari itu, mereka memutuskan untuk menyontek jawaban teman sekelasnya yang mau memberikan jawaban. Tapi tidak ada yang bersedia jawabannya dilihat oleh Zaki, Bintang, dan Tegar sekalipun. Kecuali satu orang, yaitu Adi. 

Adi sebelumnya sudah ditegur oleh Bayu untuk tidak memberikannya jawaban, tetapi Adi tetap ngotot dengan keputusannya. 

"Kayanya aku harus ngasi jawaban aku deh ke Zaki." Kata Adi di bangku kedua dari depan dengan teman sebangkunya, Bayu. Bayu terkejut. "Hah? Kamu ga salah?" dengan nada sedikit membentak. Adi hanya diam dan membalikkan kertas untuk mengecek jawaban tugasnya tersebut. 

Sejak saat itu, Adi dan temannya sering dimintai jawaban oleh sekawanan Zaki selama mereka masih satu sekolah. Awalnya Adi terima-terima saja. Namun lama kelamaan ia juga muak dengan kelakuan Zaki saat meminta tugas bahkan meminta Adi, Bayu, atau Taufik untuk menuliskannya. Jika tidak dilakukan, Zaki akan menyuruh Bintang dan Tegar bermain fisik kepada tiga serangkai itu. Bahkan saat masih kelas 10, Adi sering dipukuli hingga tangan dan kaki nya memar. Adi tidak marah, bahkan ia selalu mengingatkan kepada mereka agar mulai mengerjakan tugasnya masing-masing.

***

Semenjak naik kelas dan telah menjadi siswa kelas 11, mata pelajaran yang paling disukai Adi adalah sejarah. Ia selalu tertarik dengan cerita-cerita masa lalu. Novel kesukaannya saat itu Bumi Manusia. Dari segi kejadian dan penyampaian yang dicurahkan oleh penulis kedalam buku tersebut membuat Adi tidak bisa move on dengan kisah Minke. Bahkan ia sering membayangkan bagaimana jika ia menjadi Minke, seberapa menyakitkan ketika ia terpaksa berpisah dengan istrinya secara hokum yang padahal mereka sah di mata agama.

Dikarenakan hal itu, hari yang paling ditunggu-tunggu Adi setiap minggunya adalah hari jumat. Hari dimana mata pelajaran sejarah berlangsung selama 120 menit. Disaat yang lain mengantuk dan bosan, Adi masih duduk dengan posisi tegak dan tak berkedip mendengarkan Bu Sri bercerita. Jadi bisa dipastikan ia selalu mengingat apa saja pembahasan yang selalu Bu Sri sampaikan di depan kelas.

Pernah waktu itu, saat materi yang sedang dipelajari adalah perang dunia 1 dan ada tugas kelompok yang dibagikan acak dengan cabut undi. Bayu dan Taufik terkejut ketika mendengar nama Adi dan Zaki sama-sama berada di kelompok 3. Padahal biasanya ia bertiga satu kelompok, namun karena kali ini diacak menjadi kecil kemungkinan untuk mereka bersama.

Selama 2 minggu waktu pengerjaannya, Adi jadi lebih sering bertemu Zaki dan membuat Zaki menjadi mandiri dalam mengerjakan bagian tugas yang telah dibagikan oleh ketua kelompok. Bukan hanya tugas kelompok, tetapi tugas sehari-hari di sekolah secara sadar sudah menjadi tanggung jawabnya. Mereka mengerjakan tugas ini dengan sungguh-sungguh karena Adi sangat bersemangat bahkan tidak sabar dengan waktu dimana mereka akan presentasi di depan kelas tiba. 

Sepulangnya Adi dari kerja kelompok, ia bertanya kepada ayahnya tentang bagaimana kejadian perang dunia 1 dan 2 saat itu. Ia mendengarkan ayahnya hingga ketiduran di sofa ruang tamu. Dan dengan terpaksa, ia harus di gendong ke kamar oleh ayahnya sendiri seperti waktu badannya masih kecil. Dan keesokan paginya ia terkejut karena tiba-tiba saja sudah berada di kamarnya sendiri.

***

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Ia berangkat ke sekolah dengan gembira dan terkadang memperagakan bagaimana saat ia akan presentasi di depan kelas nanti. Sesampainya di kelas,

"Zaki, nanti kamu yang jelasin bagian awal ya. Bisa kan?"

"Hah?! Kok aku? Kenapa tiba-tiba aku yang menjelaskan?" ucap Zaki sembari melotot mendengar ucapan Adi. 

"Imam si ketua kelompok kita ga masuk hari ini, dia demam. Ini sudah ku ringkas biar kamu mudah membacanya. Tidak ada penolakan."

Zaki mengambil kertas itu dan membacanya sambil menggerutu. Ia tidak bisa marah karena ia juga takut jika nilai nya kosong di mata pelajaran ini. Ia bertambah kesal saat Bintang dan Tegar mulai mengejeknya sembari menggoda Zaki yang terlihat sangat ambisius. "Ciee, kamu terlihat seperti Adi tau! Hahaha..." olok Tegar dengan mata sebelah yang berkedip.

"Kelompok siapa yang sudah siap untuk presentasi?" ucapan Bu Sri saat itu membuat kelas menjadi hening. Tidak ada yang bersuara sampai Bintang berteriak dari kursi belakang, "Kelompok Zaki sudah siap bu, kelompok tiga" ucapnya. Keringat dingin menyelimuti badan Zaki saat kelompoknya dipanggil maju sebagai kelompok pertama yang presentasi diakibatkan oleh ulah Bintang. Adi pun memecahkan suasani hening di kelas dengan kata pembuka sebelum memulai presentasi pagi itu. 

***

"Selamat pagi teman-teman. Kami dari kelompok tiga yang beranggotakan saya, Zaki, Imam, dan Zahra akan mempresentasikan tentang penyebab dari perang dunia 1. Silahkan Zaki."

"Baik. Jadi, menurut sejarah pembunuhan Franz Ferdinand adalah pembunuhan terbesar sepanjang sejarah manusia. Kematian Franz Ferdinand memicu Perang Dunia I. Sebab khusus Perang Dunia 1 dipicu oleh peristiwa penembakan pewaris mahkota Austria-Hongaria, Archduke Franz Ferdinand dan istrinya, Archduchess Sophie, pada tanggal 8 Juni 1914 di Sarajevo oleh seorang Serbia-Bosnia, Gavrilo Princip. Namun, proses terjadinya Perang Dunia 1 sebenarnya juga dilatarbelakangi oleh faktor lain, seperti imperialisme dan militerisme negara-negara Eropa.

Ia adalah putra tertua dari Pangeran Karl Ludwig. Ayah Franz adalah adik dari Raja Austria-Hongaria Franz Joseph. Sejak usia 12 ia sudah mengemban jabatan militer. Politik Eropa memanas di awal abad ke-20. Di tenggara Eropa atau Balkan, konflik bermunculan. Perang Italia-Turki pada tahun 1911-1912 juga merupakan pendahulu penting dari Perang Dunia 1 karena memicu nasionalisme di negara-negara Balkan dan membuka jalan bagi Perang Balkan. 

Kerajaan yang akan dipimpin Franz adalah kerajaan yang terdiri dari kelompok etnis dengan bahasa, agama, dan politik yang berbeda. Mereka saling benci satu sama lain. Mereka juga membenci dinasti Hapsburgs yang menyatukan mereka. Kesan mereka terhadap Franz Ferdinand? Dingin, bermulut tajam, dan pemarah. Sebagai putra mahkota, Franz Ferdinand berusaha mengatasi benih-benih perpecahan di bangsanya. Ia mengusulkan kerajaan dibagi tiga menjadi Slavia, Jerman, dan Magyar. Usulan lainnya, membagi kerajaan menjadi 16 negara bagian. Pihak kerajaan menolak ide ini. 

Kepala Intelijen Militer Serbia, Kolonel Dragutin Dimitrijevi meyakini kemerdekaan bisa diwujudkan dengan membunuh sang putra mahkota. Hingga akhirnya, puncak dari masalah-masalah di negara-negara Eropa tersebut adalah pembunuhan Archduke Franz Ferdinand dan Archduchess Sophie pada tahun 1914. Saat Austria-Hongaria mengumumkan perang terhadap Serbia, kekuatan negara besar Eropa pun tak dapat menahan diri sehingga Perang Dunia 1 pecah. Maka pada 28 Juni 1914, Franz Ferdinand dan istrinya, Sophie, yang sedang menggelar inspeksi militer di Sarajevo, ibu kota Bosnia, diserang dan ditembak mati. Penembaknya adalah warga Bosnia keturunan Serbia, Gavrilo Princip.

Austria-Hongaria mengirim ultimatum untuk segera menyelesaikan perkara ini. Tetapi, jawaban Serbia tidak menyenangkan dan membuat konflik semakin panas.  Karena tidak ada tindak lanjut, Austria-Hongaria mendeklarasikan perang melawan Serbia pada 28 Juli 1941. Ada banyak faktor yang menyebabkan perang antara Austria-Hongaria dan Serbia ini berubah menjadi perang dunia. Perang ini segera melebar karena negara lain ikut campur. Kekaisaran Rusia mendukung Serbia. Sementara Austria-Hongaria mendapat jaminan perlindungan dari Kaisar Jerman, Wilhelm II.

Negara yang terlibat Perang Dunia 1 bukan hanya Austria-Hungaria dan Serbia, tapi juga beberapa negara-negara Eropa besar yang beraliansi dengan kedua negara tersebut, hingga akhirnya berakhir dengan terlibatnya berbagai kekuatan besar di dunia pada saat itu.

Awalnya, Perang Dunia 1 terbagi antara dua kekuatan besar Eropa, yaitu Blok Sentral dan Blok Sekutu. Blok Sentral terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia (Aliansi Tiga). Sementara Blok Sekutu terdiri dari Inggris, Prancis, dan Rusia (Entente Tiga). Namun, seiring berjalannya waktu, kedua blok melakukan reorganisasi dan memperluas diri saat banyak negara lain ikut serta dalam Perang Dunia 1.

Perang antara Austria-Hongaria melawan Serbia ini dapat dianggap sebagai alibi bagi Aliansi Tiga dan Entente Tiga untuk membalaskan dendam masing-masing sekaligus menunjukkan kekuatan masing-masing negara. Dalam seminggu, Perang Dunia 1 pecah dengan melibatkan lima negara besar.

Perang Dunia 1 kemudian terjadi di dua front, yaitu front barat dan front timur. Di front barat, Jerman menghadapi Prancis, sementara di front timur, Jerman menghadapi Rusia. Pada saat itu Jerman berencana menghancurkan Prancis di front barat sebelum menghadapi Rusia di front timur. Namun, rencana Jerman ini gagal karena perlawanan sengit dari Prancis di Sungai Marne, sementara Rusia sudah menuju Prusia untuk melawan Jerman.

Serangan Jerman pada kapal perang dan penumpang Amerika Serikat ini, membuat Amerika Serikat yang semula bersikap netral akhirnya menyatakan perang pada Jerman pada tanggal 10 April 1917. Jadi, Amerika Serikat secara tidak langsung juga menjadi negara yang terlibat Perang Dunia 1 saat itu.

Perang Dunia 1 dapat dikatakan secara resmi berakhir pada 28 Juni 1919, setelah Jerman menandatangani Perjanjian Versailles bersama pihak Sekutu, yang dipimpin oleh Inggris, Prancis, dan Rusia. Hampir sepuluh juta serdadu tewas akibat permusuhan ini. Jumlah itu jauh melampaui jumlah total kematian militer pada semua perang dalam seratus tahun sebelumnya. Dan juga sekitar 40 juta tentara dan warga sipil diperkirakan menjadi korban dari perang ini. Semua dipicu oleh kematian Franz Ferdinand."

***

"Contoh kecil yang bisa kita lihat di sekolah adalah ketika terdapat bullying, perkelahian, adanya perbedaan pendapat, bahkan tawuran. Hal-hal kecil seperti itu juga dapat memicu kejadian fatal yang tidak pernah kita duga seperti kematian." Sambung Zahra. 

"Jadi, sebaiknya kita selalu menghindari perselisihan atau konflik dengan cara memelihara kondisi damai. Termasuk mengembangkan sistem penyelesaian perselisihan secara damai, meredam potensi konflik dan membangun sistem peringatan dini. Sekian dan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada kelompok kami, semoga pelajaran baik yang dapat kita tangkap hari ini selalu diingat." Adi menutup presentasi yang telah mereka sampaikan dan kembali ke tempat duduk masing-masing dengan sorakan tepuk tangan dari Bu Sri dan teman sekelasnya. 

Ditulis oleh : Clara Agatha (XI IPS 1) SMAN 1 Pontianak

Proyek MID Semester Sejarah Minat Materi PD 1 dan PD 2

Tidak ada komentar