Elmansyah : Pentingnya Saling Memahami Guna Terciptanya Kerukunan

Pemaparan dari Ketua Prodi SAA IAIN - Sumber : Istimewa

Bujangadau -  Eksistensi agama Bahai di Kalimantan Barat semakin kentara saat ini. Walaupun terdengar baru dan hanya terdiri dari beberapa kepala keluarga namun beruntungnya diskriminasi fisik tidak pernah mereka dapatkan. Kelompok keberagaman di Kalimantan Barat selalu bahu membahu, mengadvokasi dan menjalin kolaborasi guna terciptanya kesetaraan antar masyarakat dari berbagai latar belakang.

Komunitas Jalan-Jalan Keberagaman, komunitas anak muda lintas agama dan suku yang ada di Kalimantan Barat menggelar kunjungan, diskusi dan buka puasa bersama pada Sabtu, (24/4/2021). Komunitas ini aktif berkunjung dan sharing perihal perdamaian serta upaya yang dapat dilakukan untuk mencapainya. Komunitas yang dikepalai oleh Koordinator Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman (Sejuk) Kalbar berkomitmen untuk selalu memberikan ruang jumpa yang aman dan nyaman untuk berbicara tentang suku dan agama.

Pada jalan-jalan keberagaman kali ini, peserta yang hadir semakin beragam dan semakin banyak dari pada yang sebelumnya. Beberapa etnis dan penganut agama yang sebelumnya belum bergabung turut serta guna membahas tentang puasa dalam berbagai agama. Walaupun dihadiri oleh lebuh banyak peserta, acara tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan seperti yang diinstruksikan oleh pemerintah guna mengcegah meluasnya penyebaran virus Covid-19.

Dipertemukan dalam satu forum dengan Bahai, Elmansyah, Kepala Program Studi Agama-Agama Institut Agama Islam Negeri Pontianak mengaku sudaj cukup lama mengenal Bahai. Menurutnya, Bahai adalah bentuk dari pemenuhan kebutuhan rohani dari diri pengikutnya.

"Kalau saya melihatnya bagus, tidak ada masalah persoalan agama itu. Karena memang agama itu untuk mencukupi kebutuhan rohani, jadi jika manusia itu tercipta dari dua unsur jasmani dan rohani  maka jasmaninya menuntut  pemenuhan dan rohaninya menuntut pemenuhan. Sehingga ketika ada risalah yang memang datang dari Tuhan untuk aturan sebuah agama, maka kemudian orang akan diarahkan atas risalah itu,"

"Tapi ketika risalah itu belum sampai, contoh misalkan orang tinggal di dalam pedalaman yang jauh lalu disana tidak ada pendakwah atau misionaris yang datang, maka mau tidak mau dia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya akan mencari dan menemukan agamanya sendiri," ungkapnya

Menurutnya pula, walaupun dalam konteks Kalbar Bahai belum terlalu dikenal. Namun karena memiliki kemiripan dari agama yang berasal dari Jazirah Arab lainnya maka dapat membuat orang penasaran dan ingin mencari tahu kemudian.

"Di Kabar Bahai memang belum banyak orang yang mengenal. Sesuatu yang baru pasti akan direaksi orang dan biasanya diawali dengan yang negatif terlebih dahulu," katanya

"Terkait dengan agama Bahai sebenarnya untuk di Kalbar memang hal yang baru. Tapi kalau ditempat lain seperti di Jawa, Sumatera itu sudah banyak. Sudah biasa disebut dan dipelajari orang karena agama ini sebenarnya agak mirip-mirip karena berasal dari wilayah Arab juga dalam artian Jazirah Arab yaitu Persia. Maka ketika agama ini turun kesini, maka banyak yang mirip-mirip dengan bahasa-bahasanya paling tidak. Sehingga bisa jadi banyak orang yang mengira mirip Islam, Nasrani dan seterusnya. Sehingga orang akan banyak tertarik. Jadi hal yang biasa juga untuk berkembang," tambahnya

Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya saling memahami sangat penting dilakukan guna menghindari perilaku yang menganggap diri sendiri labih baik dari orang lain, terlebih dalam konteks beragama.

"Khusus untuk di Kalimantan Barat, seperti yang saya sampaikan upaya yang paling penting adalah bagaimana teman-teman bisa saling memahami, karena agama punya ajaran sendiri, aturan sendiri, hukum sendiri dan kita juga punya hukum sendiri. Dengan pemahaman semacam itu kita tidak akan menganggap orang lain itu lebih buruk daripada kita dan kita lebih baik daripada orang lain sehingga terciptalah kerukunan dalam kebersamaan terutama dalam kalbar,"

"Saya juga berharap teman-teman di Kalbar menjalin saling pemahaman masing-masing agama itu. Karena Kalbar itu sejarah kelamnya luar biasa, sejarah kelam konflik yang juga terkait dengan agama, budaya. Karena jika kita bicara Kalbar, agama dan budaya itu seperti identik," imbuhnya

Mengelola prasangka dan mengimplementaskannya juga sangat penting dilakukan agar kehidupan internal dan eksternal dapat terkelola dengan baik

"Tapi dengan ini tidak ada buruknya juga karena masing-masing punya kelebihan dan kekurangan dan kita yang penting menjalin kebersamaan kedalam oke, keluar oke. Kedalam doktrin terhadap umat kuat, tapi kemudian keluar tetap harus menjalin kebersamaan," katanya

Agama Bahai kerap diidentikkan sesat karena tidak termasuk kedalam enam agama yang diakui pemerintah. Perihal penggunaan kata sesat ini, Elmansyah mengungkapkan harus memilah dalam penyebutannya.

"Sesat itu artinya tidak tahu jalan, kalau ada orang yang doktrinnya sudah begitu bagus juga jika kedalam. Tapi jika keluar tentu tidak boleh, dalam artian kebersamaan kalau dalam Islam jelas ada terkait dengan kerukunian insaniah, kemanusian, keagamaan, sesama organisasi, kenegaraan dan lainnya sehingga cap sesat harus kita pilah-pilah,"

"Dalam kajian tertentu dalam komunitas tertentu ya harus, karena setiap agama itu punya proteksi. Islam punya proteksi, Nasrani juga punya aturan tentang gembala-gembala yang hilang, agama-agama yang lain juga punya aturan, punya doktrin  bahwa yang terbaik adalah agamanya. Itu bagus untuk jamaahnya. Tapi untuk keluar itu tidak bagus karena terkait dengan toleransi dan kebersamaan," tuturnya

Dalam lingkup akademik, SAA IAIN Pontianak berupaya dalam menciptakan kesadaran mahasiswanya tentang pentingnya menjaga perdamaian dan saling memahami satu sama lain. Hal tersebut diimplememtasikan melalui pembelajaran dalam mata kuliah yang ada.

"Ada semua mata kuliah, ada agama Konghucu, agama Nasrani, Katolik, dan agama yang enam termasuk aliran kepercayaan Kaharingan itu ada mata kuliahnya  tersendiri. Kemudian program-program seperti ini memang didorong sedemikian rupa supaya mereka memahami baik langsung atau secara tidak langsung mengenai agama-agama itu termasuk ajaran-ajaran yang mereka bawa. Tidak untuk mendoktrin mereka harus begini tidak, tapi  untuk memahami masing-masing agama. Sehingga kedepannya jika sudah menjadi UIN, yang diharapkan nanti semua agama boleh bernaung disini untuk belajar," jelasnya

Berhubungan dengan kerukunan di Kalimantan Barat saat ini. Ia melihat telah ada perkembangan ke arah yang lebih baik karena didukung oleh banyak sektor.
"Alhamdulilah, sekarang sudah berkembang bagus dan positif. Sehingga tidak terjadi konflik yang berarti belakangan ini, ini menunjukkan perkembangan yang baik. Ini tidak terlepas dari upaya teman-teman FKUB, pemerintah setempat untuk membangun kerukunan umat," terangnya
Terakhir, ia berharap agar Kalimantan Barat selalu aman dan damai sehingga tidak terjadi konflik kedepannya.

"Yang menjadi kekhawatiran bisa jika sudah berhubungan dengan politik, jangankan perbedaan agama, perbedaan kelompok dan dalam rumah tangga saja ribet. Gara-gara pilihan tertentu. Somoga saja tetap aman, damai di Kalbar sehingga tidak ada energi negative yang terkuras untuk menghabiskan waktu kita sehingga bukan maju malah semakin mundur," pungkasnya

Tidak ada komentar