Cerita Rakyat Kalbar: Asal Mula Sungai Landak

Pada zaman dahulu tepatnya di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat hiduplah sepasang suami istri yang sangat sulit perekonomianya. Mereka tinggal di pedalaman desa dekat pinggir hutan. Walaupun kehidupan mereka sanag kekurangan sepasang suami istri ini selalu membantu orang sekitarnya yang sedang kesulitan dan bekerja keras demi memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Pada saat tengah malam suami dari pasangan itu merasa sangat gelisah. Padahal saat itu istrinya sudah tertidur lelap. Tiba-tiba kelabang muncul dari kepala istrinya. Kelabang tersebut bersinar sangat terang. Sang suami merasa sangat bingung dan ketakutan. Untuk menghilangkan rasa penasarannya ia mengikuti kelabang tersebut hingga keluar rumah. Kelabang tersebut tiba-tiba berhenti di tengah perjalanan, dan ternyata ia berhenti di sebuah lubang yang digenangi air.

Sang suami memperhatikan apa yang dilakukan kelabang tersebut. Saat menoleh ke arah lain tiba-tiba kelabang yang dari tadi ia perhatikan tidak muncul lagi dan hilang. Kemudian ia kembali ke rumahnya dengan rasa penasaran. Saat sampai di rumah ia tetap tidak bisa tertidur hingga hari sudah pagi. Saat istrinya terbangun sang suami menceritakan apa yang terjadi pada malam itu ke istrinya.

Sang suami bertanya "Dinda semalam saat tengah malam Kanda melihat kepalamu tiba-tiba keluar kelabang, apakah Dinda menyadarinya?"

"Tidak, tetapi Dinda mimpi sesuatu yang sangat aneh, Dinda bermimpi Dinda sedang berjalan melewati padang yang sangat gersang dan tandus, kemudian Dinda menemukan danau yang sangat besar dan luas yang ditengah danaunya ada landak yang besar dengan matanya menyala, Dinda takut saat melihat Landak itu yang ingin menerkam Dinda," jawab sang istri.

"Kemudian apa yang Dinda lakukan?" tanya sang suami.

"Saat mau diterkam dengan sekuat tenaga Dinda berlari," jawab sang istri.

Saat sudah selesai mengobrol sepasang suami istri tersebut pergi ke lubang tepat saat kelabang yang tadi malam hilang. Untuk menghilangkan rasa penasarannya, sang suami memasukkan salah satu tangannya ke dalam lubang tersebut. Saat berhasil diambil sepasang suami istri itu terkejut karena ternyata itu adalah patung landak yang sangat cantik. Patung tersebut terbuat dari emas dan mata landaknya terbuat dari berlian.

"A a apa ini Kanda?" dengan gugup sang istri bertanya kepadasang suami.

"Kanda juga tidak tahu Dinda. Apakah kita perlu membawa pulang benda ini?" tanya sang suami.

"Bawa pulang saja Kanda," kata sang istri.

"Baiklah akan Kanda bawa pulang saja," balas sang suami.

Mereka pun pulang ke rumah dengan membawa patung yang ditemukan tadi. Patung itu ternyata cukup berat saat dibawa. Mereka menyimpan patung itu ke dalam rumah mereka.

"Apa yang kita akan lakukan dengan patung ini Kanda?" tanya sang istri.

"Besok kita jual saja," jawab sang suami.

"Baiklah Kanda," balas sang istri.

Tiba saat malam hari sang suami bermimpi seekor landak yang menjumpainya.

"Pak bolehkah saya tinggal dan menetap di rumah bapak? Sebagai balasannya saya akan mengabulkan apa saja yang bapakminta," ujar seekor landak tersebut.

Landak itu kemudian mengajarkan kepada sang suami bagaimana cara menggunakan mantra. Mantra ini terdiri dari dua mantra yang harus dapat dibedakan. Karena kedua mantra ini memiliki fungsi yang berbeda. Mantra pertama adalah mantra yang digunakan untuk meminta sesuatu sedangkan mantra kedua untuk menghentikan permintaan.

Saat bangun dari mimpinya ia langsung bergegas mencari istrinya. Saat bertemu istrinya ia segera menceritakan mimpinya tadi malam. Sang suami juga mengajak istrinya agar mau ikut mencoba mantra yang ada di mimpinya tadi. Sang istri pun mengikuti ajakan sang suami. Sang suami bergegas mengambil patung itu dan segera membacakan mantra yang sudah disebutkan landak itu.

"Wahai patung Landak, tolong berikan kami beras sebanyak-banyaknya untuk kami makan di rumah," kata sang suami.

Tiba-tiba keluar butiran beras dari mulut patung landak itu. Jumlahnya sangat banyak dan berlimpah. Mereka sangat takjub saat melihat mantra yang disebutkan berhasil. Sang suami pun segera menghentikannya menggunakan mantra kedua. Kemudian hari demi hari sepasang suami istri ini selalu menggunakan mantra tersebut untuk memenuhi kebutuhannya.

Dalam waktu singkat apa yang diinginkannya semua muncul dihadapannya. Mereka menjadi orang yang paling kaya raya. Sebagian dari harta yang mereka dapatkan disumbangkan ke orang-orang yang membutuhkan. Berkat adanya patung tersebut mereka tidak merasa kesulitan dalam perekonomian.

Di desa tersebut ternyata ada perampok yang iri dengan apa yang sepasang suami istri ini dapatkan. Kemudian perampok ini menyiapkan segala cara untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Keesokan harinya perampok ini mengintip lewat jendela luar apa yang sebenarnya terjadi. Betapa terkejutnya si perampok tersebut saat melihat apa yang terjadi. Setelah melihat hal tersebut muncul niat jahat si perampok untuk mencuri patung itu. Ia kembali ke rumah sepasang suami istri tersebut, kemudian menyelinap masuk untuk mencuri patung tersebut.

Perampok ini sebelumnya sudah tau bahwa sepasang suami istri ingin ke ladang, oleh karena itu ia berani untuk menyelinap masuk ke dalam rumah. Setelah masuk ke dalam rumah, ia langsung cepat-cepat mengambil patung tersebut. Si perampok ini pindah ke desa lain. Ia pindah ke desa lain supaya tidak ketahuan sepasang suami istri itu. Pada saat si perampok itu ke desa itu, ternyata daerah tersebut saat itu sedang dilanda kekeringan. Air sangat sulit didapatkan karena sungai dimana-mana kering. Melihat hal itu si perampok timbulah niat buruknya.

"Perhatian semuanya, aku ingin membantu kalian agar tidak lagi kesulitan air, ayo semua harap kumpul," ujar si perampok.

Semua warga desa berkumpul dan melihat apa yang terjadi. Kemudian si perampok membacakan mantra pertama dan air pun muncul deras dari mulut patung landak tersebut. Semua warga sangat senang melihat hal tersebut. Tetapi hal buruk terjadi, si perampok tidak dapat menghentikan air yang semakin lama semakin banyak. Ia tidak hafal mantra kedua dan hanya hafal mantra yang pertama. Si perampok panik dan tidak tahu ingin melakukan apa.

Semakin lama, air semakin tergenang dan desa menjadi banjir. Semua warga panik dan ketakutan melihat hal tersebut. Si perampok tidak dapat menggerakkan tubuhnya karena saat ini ia ditahan oleh seekor landak yang sangat besar. Desa itu pun akhirnya menjadi banjir dan airnya semakin lama semakin tinggi. Kemudian seluruh desa itu tenggelam dan tidak ada satu orang pun tersisa karena kejadian itu. Sehingga kejadian tersebut membentuk genangan air yang disebut dengan Sungai Landak.

Pesan moral yang dapat diambil dari cerita Asal Mula Sungai Landak adalah jangan pernah mengambil barang milik orang lain jika tidak ingin hal buruk terjadi. Seharusnya kita harus lebih bersyukur atas apa yang sudah kita miliki dan selalu mengindari sifat tamak dan iri hati jika melihat orang lain yang lebih baik dari kita.

Nama : Fidela Sarwahita

Narasumber : Irna Rosiana (Orang tua umur 48 tahun)

Tidak ada komentar