Cerita Rakyat Kalbar: Hantu Bengkek


Pada zaman dahulu, ada sebuah desa di sekitaran sungai Pawan di daerah Ketapang. Di desa tersebut banyak warga desa yang sering bercerita tentang sosok hantu pemakan otak bernama “Hantu Bengkek”. Sosok hantu itu dikatakan sering muncul disekitaran sungai Pawan untuk mencari manusia. Sosok itu dapat berubah menjadi wanita cantik atau pria tampan bahkan pura-pura menjadi orang yang tenggelam di sungai dan meminta pertolongan. 

 

Suatu hari, ada seorang wanita dari kota datang ke desa itu untuk menginap di rumah saudara nya. Disana ia akan tinggal selama seminggu. Rumah saudaranya pun tidak jauh dari sungai pawan. Saat datang ke desa itu ia disambut ramah oleh warga setempat. Desa itu sangat bersih dan banyak sekali pepohonan hijau. Karena ia masih belum mengetahui rumah saudaranya, ia pun bertanya kepada seseorang.

“Permisi pak, bolehkah saya bertanya sesuatu?” ucap wanita itu

“Oh boleh tentu saja, anda ingin bertanya apa ya mbak?”

“Jadi saya sedang mencari rumah saudara saya pak. Saya ingin bertanya rumah     nomor 15 dimana ya pak?”

“Oh saya tau. Mbak mau saya antar atau tidak?”

“Boleh pak, terima kasih”

 Bapak itupun mengantar kekediaman saudaranya.

 

Saat menuju perjalanan ke rumah saudaranya ia melewati sungai Pawan. Ia pun terkesima melihat sungai itu yang sangat indah. Tetapi ia sangat bingung mengapa tempat seindah ini tidak ada orang sekalipun yang melihat nya bahkan ia melihat orang - orang selalu berjalan cepat saat melewati sungai itu. Setelah berjalan selama 10 menit ia pun sampai di kediaman saudaranya. Tidak lupa ia berterima kasih kepada bapak itu.

Sesampainya di rumah saudaranya ia pun langsung penasaran ingin bertanya kepada saudaranya itu.

“Saya ingin bertanya, kenapa semua orang saat melewati sungai itu selalu berjalan cepat ya?”  ucap wanita itu penasaran

“Apa kamu tidak tahu? Banyak yang berkata disana banyak yang kehilangan nyawa saat mendekati sungai itu. Katanya ada sosok penunggu disana, sosok itu hantu pemakan otak manusia” ucap saudaranya

“Ah masa kamu masih mempercayai mitos seperti itu sih. Gak mungkin lah”

“Yasudahlah kalau kamu tidak percaya, tapi tolong hati – hati saat melewati sungai itu. Ayo bereskan barang – barang mu terlebih dahulu, kalau sudah beristirahatlah pasti kamu capek” ucap saudaranya. Wanita itu pun segera membereskan barang nya lalu tidur.

 

Cahaya Matahari pun mulai menampakkan sinarnya. Ayam mulai berkokokkan. Kicauan burung- burung pun sudah mulai terdengar. Wanita itu pun segera bangun dan membersihkan tempat tidurnya. Lalu ia pun sarapan dengan saudaranya itu. Ditengah tengah sarapan itu, saudara nya bertanya

“Setelah ini kamu akan jalan – jalan kemana?”

“ Hmm... mungkin saya  akan berkeliling desa ini”

“Wah itu bagus sekali, tapi maaf saya tidak bisa menemanimu hari ini. Saya akan pergi ke kota untuk membeli bahan – bahan yang sudah habis”

“Iya tidak apa – apa”

“Baiklah kalau begitu, saya pergi dulu ya. Ingat hati – hati jangan bermain di sungai itu berbahaya dan pulang saat sudah sore” ucap saudaranya.

 

Setelah ia selesai makan, ia pun segera bersiap – siap. Wanita itu pun mulai berkeliling desa ini. Di depan rumah saudaranya sudah banyak terlihat anak – anak yang berlari – larian, banyak juga ibu – ibu yang sudah ramai berkumpul untuk menunggu tukang sayur. Ada juga bapak – bapak yang sedang menyeruput secangkir kopi di teras rumah nya. Warga di desa ini terlihat sangat rukun dan ramah. Setelah sekian lama ia berkeliling , wanita itu tidak menyadari bahwa langit sudah sore. Ini sudah waktunya ia pulang.

 

Namun, wanita itu berhenti saat melewati sungai pawan. Ia sangat penasaran mengapa orang – orang ketakutan melihat sungai ini. Padahal sungai ini sangat indah apalagi dengan pemandangan sunset ini. Ia pun duduk sebentar di dekat sekitaran sungai itu untuk melihat pemandangan sunset. Waita itu berkata dalam hatinya “Padahal tidak ada apa-apa di sungai ini. Mengapa warga disini sangat percaya akan hal itu, padahal itu hanya mitos belaka. Hahaaha aneh – aneh saja warga disini”

 

Tiba – tiba terdengar suara orang meminta tolong. Wanita itu tiba – tiba teringat dengan cerita dari saudaranya yang berkata kalau hantu itu suka berubah menjadi orang dan  pura – pura meminta pertolongan. Wanita itu sangat kebingungan, apakah ia akan percaya dengan cerita saudaranya atau membantunya. Suara anak laki – laki itu pun semakin keras. Tanpa berpikir panjang, wanita itu pun langsung segera mencari asal suara itu karena menurutnya bahwa cerita itu hanya mitos belaka jadi itu mungkin benar – benar suara seseorang meminta tolong. Lalu ia melihat seorang laki laki yang nampaknya ia tidak bisa berenang. Laki- laki itu berteriak sangat keras sekali.

“ T..o..l..o..n..ggggg. tolongg sayaa!” ucap laki – laki itu

“Bagaimana caraku agar bisa membantumu?” Ucap wanita itu sangat panik

“Ulurkan saja tanganmu kepadaku!” ucap laki – laki itu dengan tegas

Wanita itu langsung mengulurkan tangan nya ke laki – laki tersebut. Setelah laki- laki itu memegang tangan wanita itu, secara tiba – tiba tangan wanita itu ditarik oleh laki – laki i yang ternyata ia adalah hantu bengkek yang diceritakan oleh saudaranya itu.

 

Wanita itu pun langsung berteriak meminta pertolongan kepada orang lain, namun sayangnya tidak ada orang satupun yang ada di sungai itu. Hantu bengkek itu lalu menariknya ke dasar sungai. Dan wanita itu pun sudah tidak sadarkan diri. Hantu tersebut langsung menyedot ubun – ubun atau otak  wanita itu.

 

Setelah kejadian itu, saudara nya sangat panik karena ia tidak bisa menemukan wanita itu sampai malam. Ia pun langsung meminta pertolongan warga lainnya untuk mencari wanita itu. Namun, sudah sampai 3 hari wanita itu masih belum ditemukan. Warga setempat memberi tahu kemungkinan wanita itu sudah dibunuh oleh hantu di sungai pawan tersebut. Saudara nya pun sangat sedih dan menyayangkan mengapa wanita itu tidak menuruti perintahnya agar tidak ke sungai itu.

 

Pesan moral yang dapat kita dapatkan dari cerita tersebut adalah seharusnya kita saat di tempat lain yang kita belum ketahui asal usulnya atau sejarah nya jangan menyepelekan cerita tersebut dan seharusnya kita dapat menghormati kepercayaan orang lain dan tidak menantangnya.

Ditulis Oleh: Nakita Azzahra, Siswa SMAN 1 Pontianak

Proyek Penilaian Tengah Semester Sejarah

Tidak ada komentar