Menyusuri Sungai, Menyusuri Kehidupan - JETRADA 2021

Kelompok Kayu Manis JETRADA 2021


Setelah mengikuti acara pembukaan dan sekaligus penyampaian materi dari dua narasumber pada malam sebelumnya, kegiatan Jetrada 2021 yang diselenggarakan oleh BPNB Kalbar dilanjutkan dengan menyusuri Sungai Sambas. Keberangkatan dimulai pada pukul 07.30 WIB dan dilanjutkan dengan keberangkatan menuju Sendoyan melalui dermaga wisata yang ada disekitar keraton.

Menghabiskan hampir kurang dari dua jam perjalanan sama sekali tidak terasa penat dan bosan, hal ini karena para peserta dan seluruh yang terlibat disajikan corak kehidupan tepian sungai dengan berbagai macam bentuk aktivitas yang dilakukan. Tampak nelayan yang tengah memancing atau menjala ikan, ibu-ibu mencuci hingga senda gurau anak-anak yang berenang kesana kemari dialiran sungai tersebut.

Sungai tidak hanya sebatas genangan air dengan arus semata, peradaban dan berbagai aktivitas terpampang nyata disana, termasuk juga bagaimana perekonomian berjalan dengan memanfaatkan transportasi melalui aliran sungai ini.

Rombongan disambut masyarakat Sendoyan 09.45 WIB, kegiatan dilanjutkan dengan acara pembukaan. Pertama acara dilaksanakan dengan sambutan Kepala Desa Sendoyan, Bapak Juliansyah.

Dalam kata sambutannya, ia menyampaikan apresiasi dan selamat datang kepada rombongan. Ia menyampaikan bahwa kondisi masyarakat yang ada di Sendoyan beraktivitas di tepi sungai. Lebih jauh, 80 persen masyarakat berkecimpung di pembuatan perahu tradisional yang sudah dimulai sejak sebelum kemerdekaan dan terus diwariskan hingga saat ini.

Sampan bidar yang diproduksi di Sendoyan memiliki ciri khas dan hingga kini masih dibuat secara tradisional. Ia berharap, dengan adanya kunjungan dari BPNB dapat menjadi sarana pengenalan dan pengetahuan budaya pembuatan perahu.

Ia juga menyampaikan, dalam hal sejarah adanya pembuatan sampan ini masih ada kaitannya dengan kerajaan Sambas. Raja-raja Sambas sejak dahulu sudah menggunakan perahu sebagai sarana transportasi, mengingat daerah ini masih dibawah kekuasaan kerajaan Sambas. Hal ini membuat Sendoyan masih kini masih kental dengan kearifan lokal zaman kerajaan.

Dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat, Sendoyan juga kini memproduksi lada bubuk. Ada pula amping Sambas yang diproduksu oleh PKH yang ada.

Sementara itu, Kepala BPNB Kalbar, Dra. Hendraswati mengucapkan terima kasih atas sambutan yang diberikan. Ia juga menambahkan bahwa tujuan dari kedatangan rombongan ini ialah untuk menimba ilmu.

“Sengaja kami adakan jejak tradisi yang diselenggarakan kehidupan ditepi sungai karena walaupun dari peserta kita ada yang tinggal di tepi sungai, namun belum tentu pernah mengalami hal serupa ini sehingga kegiatan diberi tajuk Susur Sungai ini,” ungkapnya.

Setelah acara pembukaan dan penyambutan yang diselenggarakan oleh pihak Pemerintah Desa Sendoyan dan juga pihak terkait, peserta kemudian diberi penjelasan tentang bagaimana proses pembuatan perahu atau sampan bidar.

Tampak beberapa perwakilan masyarakat seperti kepala desa, perwakilan pemkab serta pengrajin sampan bidar yang sudah sejak 2002 lalu menekuni pembuatan perahu ini menjelaskan dan mendapatkan antusias yang baik dari para peserta.

Setelahnya, kegiatan dilanjutkan dengan makan siang bersama. Hal yang menarik dari makan siang kali ini ialah karena dilakukan dengan cara bersaprah sehingga amat terasa situasi kekeluargaan serta nilai budaya khas dari Sambas itu sendiri.

Beberapa menu yang tersaji dalam makan siang ini antara lain bubur pedas, ada pula nasi putih dan lauk pauk lengkap seperti ayam kampung, daging sapi, telur rebus goreng, sambal tahu, acar dan juga sayur nangka. Selain itu, tersaji pula minuman seperti air putih dan juga kopi susu.

Usai makan siang, rombongan peserta melanjutkan perjalanan ke sentra pembuatan lada. Di Desa Sendoyan, lada memang dibudidayakan serta diolah sendiri. Mengunakan mesin sebagai alat produksi membuat kualitas lada dari Sendoyan tidak kalah dari lada kemasan yang diproduksi oleh pabrik besar diluaran. Selanjutnya, rombongan berkunjung ke sentra pembuatan lada.

Usai dari Sendoyan, rombongan berkunjung ke sentra pembuatan tenun tradisional yang ada di Desa Seberang. Disana, dijelaskan bagaimana sejarah dalam pembuatan tenun, jenis-jenis yang diproduksi, hingga peserta diberikan kesempatan untuk mencoba menenun dan memintal benang. Rombongan selanjutnya dibawa ke rumah lanting dan Museum Daerah Sambas. Hingga pada sesi ini, observasi dan wawancara dilakukan oleh para peserta yang telah dibagi oleh panitia sebelumnya.

Susur Sungai atau Jetrada yang diselenggarakan oleh BPNB Kalbar bukan hanya mengajarkan kepada peserta tentang peradanan sungai, namun lebih jauh didalamnya juga terdapat pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan di Sambas.

Tidak ada komentar