Ekstrakurikuler One4K SMAN 1 Pontianak Kampanyekan Toleransi Beragama Melalui Film Pendek


Pontianak – Toleransi menjadi tonggak penting dalam kehidupan bermasyarakat ditengah perbedaan yang ada. Hal ini karena Indonesia terdiri dari berbagai hal yang beragam dan tersebar diberbagai penjuru daerah. Agama menjadi salah satu aspek keragaman yang sangat dekat dengan kehidupan. Selain dianggap vital, agama juga dianggap sensitive sehingga merawat kesadaran dalam rangka penerimaan satu sama lain harus dilakukan.


Orang muda menjadi tonggak dan agen yang diharapkan dapat menjadi penggerak toleransi tidak hanya hari ini namun juga dimasa mendatang. Berbagai pengetahuan dan kreativitasnya dapat dimanfaatkan dalam upaya mengkampanyekan toleransi khususnya dalam hal beragama.

Hal ini pula yang turut dilakukan oleh ONE4K, ekstrakurikuler di SMAN 1 Pontianak yang memfasilitasi siswa dalam bidang fotografi dan videografi. Ektrakurikuler ini baru saja merampungkan sebuah film pendeknya berjudul ‘Toleransi Beragama dalam Lingkup Orang Muda’. Tidak hanya cukup sampai disitu, film pendek tersebut juga kemudian dipertunjukkan kepada puluhan siswa yang hadir dalam kegiatan nonton bareng dan diskusi yang diselenggarakan di Amphiteater SMAN 1 Pontianak. Kegiatan ini pula merupakan bentuk kerjasama antara ONE4K, Yayasan SAKA dan Sadap Indonesia. Jumat, (19/8/2022).

Nobar dan diskusi tersebut turut dihadiri oleh Kepala Sekolah, guru PPKN dan Agama serta beberapa narasumber diskusi, diantaranya Afif Al-Hauzaan Alfian (ketua ONE4 dan penggagas ide cerita), Rio Pratama (pembina ekstrakurikuler ONE4K dan orang muda pegiat isu toleransi), Ningsih Sepniar Lumbantoruan (ketua SAKA/orang muda pegiat isu toleransi) juga Hatta Budhikurniawan (pegiat film Kalimantan Barat).


Dalam kata sambutannya, Dwi Agustina, Kepala Sekolah SMAN 1 Pontianak mengungkapkan bahwa berdirinya Indonesia hingga saat ini tidak terlepas dari peranan toleransi seluruh masyarakat dan pejuang yang ada. Hal ini pula yang kemudian membuat NKRI besar dan kaya akan hal yang beragam dan dijunjunjung tinggi.

Ia menambahkan, kehidupan toleransi di SMAN 1 Pontianak tidak hanya dalam ranah agama melainkan juga aspek lainnya terjalin baik sejak dahulu. Tidak pernah ada gesekan satu sama lain dan terjalin hubungan yang harmonis antara guru, tenaga pendidikan serta seluruh siswa yang ada.

“SMAN 1 Pontianak toleransinya luar biasa,” ujarnya.

Lebih jauh, ia juga mengapresiasi film pendek karya siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler ONE4K ini. Ia berharap, kreatifitas tersebut dapat terus diasah sehingga bermanfaat bagi lebih banyak orang lain. Walaupun demikian, siswa juga tidak boleh melupakan aspek akademiknya.


Apresiasi juga disampaikan Rio Pratama, ia yang merupakan pembina ekstrakurikuler ONE4K menyampaikan bahwa film pendek dengan tema toleransi ini tidak terlepas dari hasil refleksi bersama yang kerap dilakukan ketika proses ektrakurikuler berlangsung. Hal ini juga tidak terlepas dari kondisi Kalbar yang memiliki sejarah konflik panjang dan agama menjadi salah satu sumber permasalahannya.

Sebagai pembina pula, ia mengaku bersyukur terlibat dalam proses penyusunan film pendek ini. Tidak hanya terlepas karena film pendek dengan latar toleransi beragama rampung dibuat namun juga karena sekaligus menjadi ajang refleksi bersama bagi anak-anak didiknya dalam belajar dan mengkampanyekan toleransi sejak usia muda.


“Semoga fim pendek ini dapat menjadi refleksi bersama tentang pentingnya menerima perbedaan apapun bentuknya, sehingga toleransi dan pluralisme dapat tercipta dalam lini kehidupan hari ini dan seterusnya,” ujarnya.

Pegiat film Kalimantan Barat, Hatta Budhikurniawan juga menyampaikan apresiasinya. Ia menuturkan bahwa dalam segi pesan, film pendek ini lekat akan pesan yang mudah diterima oleh penontonnya.

Menyaksikan film pendek karya siswa, Nurjanah yang merupakan guru agama Islam menuturkan bahwa film tentang toleransi beragama erat kaitannya dengan kehidupan di SMAN 1 Pontianak. Tidak pernah terjadi gesekan antar umat beragama karena yang dikedepankan adalah toleransi satu sama lain. Hal serupa diungkapkan Mangit, ia yang merupakan guru agama Kristen menuturkan pentingnya toleransi dalam kehidupan harus senantiasa dirawat dan diimplementasikan dalam kehidupan.


Sementara Yenni, guru PPKN di SMAN 1 Pontianak juga menyatakan bahwa kehidupan toleransi tidak hanya dalam aspek agama telah diimlementasikan serta sejalan dengan proses pembelajaraan saat ini. Pengamalan nilai pancasila dalam menjadikan masyarakat saling toleran dan plural menjadi kesadaran bersama serta sejalan dengan visi dan misi di SMAN 1 Pontianak. ®

Tidak ada komentar