Komitmen Menjaga Toleransi Pengurus Masjid dan Pura Bersebalahan di Kubu Raya

Menjaga toleransi antar masyarakat adalah hal penting dan vital. Dengan toleransi, kehidupan akan lebih harmonis dan nyaman serta terhindar dari perpecahan. Hal ini pula seperti yang tergambar pada kehidupan umat beragama di Kubu Raya dengan berdiri bersebalahannya dua rumah ibadah yaitu Pura Giripati Mulawarman dan juga Masjid Al-Amien.

Bersamaan dengan kunjungan rombongan anak-anak muda yang tergabung dalam program Creative Youth For Tolerance (CREATE), dua pengurus rumah ibadah tersebut yaitu Putu Dupa Bandem yang merupakan pandita Hindu serta Guntoro yang merupakan pengurus masjid menceritakan bagaimana proses harmonisasi tersebut dapat tercipta dari waktu ke waktu hingga saat ini.


“Kita disini Jangan melihat perbedaan diantara kita. Perbedaan adalah anugerah, yang terpenting adalah kita punya persatuan,” ujar Putu.

Ia juga menjelaskan, konsep Hindu dalam merawat keyakinan seperti halnya semua agama lainnya. Semua mengajarkan yang terbaik. Oleh karenanya, penganut agamanya harus dapat mengimplementasikan hal tersebut dengan hal yang baik juga.

Keharmonisan berasal dari dalam diri kita sendiri, begitu pula dengan musuh yang sebenarnya ada pada diri kita sendiri. Oleh karenanya, kita haruslah menghindari permusuhan dari diri kita sendiri pula. Agama tidak boleh diperdebatkan, apabila masuk dalam ranah keyakinan tidak boleh diperdebatkan karena semua memiliki caranya sendiri.


“Mari kita hargai satu sama lain, kita semua di Kubu Raya semua harus toleran karena semua ada disini. Toleransi di Kubu Raya khususnya Sungai Raya sangatlah tingg,” ujarnya.

Hal serupa diunggkapkan Guntoro, ia menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang didirikan dari sebuah kesepakatan bersama yang menghasilkan karya besar sehingga menjadi warna. Buktinya Indonesia menjadi warna ketika banyak negara dan manusia berbicara tentang perpecahan. Bahkan Indonesia menjadi rujukan perdamaian bagi negara-negara yang sedang dalam konflik.

Ia menambahkan dalam perspektif Islam, dipahami dari segi ideologi pasti akan menimbulkan masalah, agama apapun jika diterjemahkan dalam ideologi pasti akan menjadi masalah. Ideologi bersumber dari manusia, sedangkan agama adalah Wahyu yang asalnya dari Tuhan sehingga tidak sesuai jika disamakan.

“Ketika pelaksanaan ibadah, parkir bisa saling bergantian. Itu cermin kita tidak saling bermusuhan, saling menghormati dan toleransi Walaupun dari hal yang kecil,” ujarnya.

Komitmen menjaga toleransi antar kehidupan umat beragama ini juga didukung  Arani, ketua RT setempat.

“Menjaga kedua belah pihak antara Islam dan Hindu dijaga dengan baik apapun yang terjadi. Apabila terjadi sesuatu, saya yang akan turun sendiri,” tuturnya.

Tidak ada komentar