Cegah Bullying: Sadap Indonesia dan SMAN 1 Pontianak Adakan Seminar dan Workshop Anti Perundungan Bagi Siswa


Pontianak – Sadar akan pentingnya memberikan pemahaman tentang bahaya bullying atau perundungan bagi generasi muda khususnya siswa-siswa di sekolah, Perkumpulan Pemuda Satu Dalam Perbedaan (SADAP) Indonesia bekerjasama dengan SMAN 1 Pontianak menyelenggarakan seminar dan workshop. Adapun kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Amphiteater SMAN 1 Pontianak tersebut bertema “Siswa Sehat Jiwa Raga dan Workshop Membuat Konten Anti Perundungan di Sekolah”. Rabu, (6/9/2023).

Bullying merupakan salah satu tindakan atau perilaku yang dilakukakan seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah. Hal ini dapat menjadi momok berkepanjangan mengingat dampak dari bullying yang dapat bertahan lama dan menghancurkan diri korbannya.

Diera yang semakin kompleks seperti saat ini, perilaku bullying atau perundungan semakin marak terjadi tidak hanya di masyarakat umum namun juga dalam dunia pendidikan. Hal ini menjadi perhatian dan menimbulkan keprihatinan bagi banyak pihak. Oleh karenanya, menanggulangi dan meminimalisir kejadian bullying perlu dilakukan oleh sekolah guna melindungi dan memperhatian murid-muridnya.

Rio Pratama, Ketua SADAP Indonesia dalam sambutannya menjelaskan bahwa mencegah dan menanggulangi perilaku bullying menjadi konsen kerja perkumpulan SADAP Indonesia. Perkumpulan yang secara umum fokus pada isu keberagaman dan toleransi ini menurutnya juga terus berupaya untuk mengedukasi khususnya generasi muda tentang isu-isu yang dianggap penting seperti halnya bahaya perundungan, anti kekerasan seksual dan non diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan.

Ia juga menambahkan, melalui seminar dan workshop yang diselenggarakan tersebut dapat menjadi sarana edukasi bagi siswa-siswi di SMAN 1 Pontianak agar dapat menjadi agen anti perundungan.

“Perundungan atau bullying menjadi hal yang sangat berbahaya dan memiliki dampak berkepanjangan tidak hanya bagi korban namun juga pelaku dan saksinya, oleh karena itu kita sangat berharap agat tidak terjadi. Melalui edukasi hari ini kami berharap pesertanya dapat menjadi agen anti perundungan minimal dalam lingkup sekolah” ujarnya.

Viva Darma Putri, psikolog sekaligus narasumber dalam kegiatan tersebut menjelaskan bahayanya bullying. Menurutnya, bullying bahkan dapat menghancurkan diri dan jiwa korbannya sekaligus sehingga dapat menyakibatkan hal berbahaya dan bahkan mengakhiri hidup.

Menurutnya pula, mengakhiri praktik bullying khususnya dalam lingkup pertemanan harus sesegera mungkin dilakukan. Adapun caranya dapat dengan memperlakukan dengan memperlakukan teman dengan ramah dan hormat, memilah dan menggunakan kata yang bijak dan tidak menyakiti perasaan, tidak takut dan menunda untuk melapor saat terjadi praktik bullying, menjadi pendengar yang baik saat ada korban bullying dan lain sebagainya.

Dalam kegiatan tersebut, siswa-siswi yang sebelumnya telah mendapatkan edukasi tentang bullying dan bahayanya kemudian diajak untuk bersama-sama memproduksi konten anti perundungan dan terus berkomitmen mencegah praktik bullying kedepannya.

Tidak ada komentar