400 Siswa SMAN 1 Pontianak Kunjungi Pameran Arsip Sebagai Media Belajar Sejarah Lokal Kalbar


Mata pelajaran sejarah menjadi pelajaran wajib yang senantiasa diajarkan kepada siswa-siswi di sekolah. Melalui proses belajar sejarah, diharapkan dapat menjadi sarana yang tepat guna mengajarkan tentang nilai-nilai baik dari ragam peristiwa yang telah lalu serta tidak mengulangi kesalahan karena terdapat aspek pembelajaran yang terkandung dari peristiwa yang telah terjadi sebelumnya.  

Banyak aspek dalam sejarah yang dapat dipelajari, hal ini karena sejarah juga memiliki ragam spesifikasi atau muatan yang dapat digali lebih dalam sesuai dengan minat masing-masing orang. Salah satu jenis sejarah yang penting namun muatan dan kontennya cukup sulit ditemukan adalah sejarah lokal, terlebih dalam konteks Kalimantan Barat.


Sejarah lokal merupakan peristiwa sejarah yang terjadi pada suatu daerah, memiliki unsur penting dan kejadiannya memberikan pengaruh bagi sekitarnya. Bahkan, sejarah lokal dapat dikategorikan sebagai sejarah nasional tergantung pada nilai dan kepentingan dari peristiwa tersebut.  Sejarah lokal amatlah penting, namun jarang sekali dibahas khususnya dalam ranah pendidikan formal atau sekolah. Muatan atau buku-buku pelajaran mayoritas menyajikan materi tentang Jawa Sentris sehingga pengetahuan siswa tentang sejarah didaerahnya kian terbatas.  

Mengunjungi Pameran Arsip  


Mengajarkan sejarah lokal menjadi tantangan bagi guru sejarah, hal ini karena sumber dan kontennya cukup terbatas sehingga kreativitas guru dalam mengalaborasikannya pada aspek pembelajaran harus dilakukan. Namun, meskipun menjadi sebuah tantangan upaya ini harus dicari jalan keluarnya sehingga pengetahuan siswa tentang sejarah khususnya yang ada disekitarnya menjadi bertambah.  

Alternatif mengajarkan sejarah lokal turut dilakukan oleh guru sejarah di SMAN 1 Pontianak. Upaya ini dilakukan dengan mengunjungi pameran arsip dalam rangka HUT Provinsi Kalimantan Barat ke-67 di Galeri dan Depot Arsip yang diselenggarkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat.  


Setidaknya, lebih dari 400 siswa SMAN 1 Pontianak kelas X turut diajak berkunjung guna mengetahui rangkaian peristiwa sejarah hingga profil tokoh dan pariwisata di Kalbar yang tersaji dalam pameran tersebut.  Cukup banyak cakupan materi yang dapat diajarkan pada siswa, mulai dari koleksi arsip yang telah ada sejak tahun 1300-an, peristiwa Mandor Berdarah, profil pahlawan nasional dari Kalbar, dan masih banyak lagi.  


Sosialisasi Sistem Informasi Arsip  


Melakukan keterjangkauan dengan lebih mudah guna mengakses informasi seputar arsip di Kalbar kini dapat dilakukan oleh lebih banyak orang. Hal ini dikarenakan telah diluncurkannya layanan berbasis web yang menyajikan informasi arsip Kalbar secara digital yang kemudian dikenal dengan SI ARSIP.  

Layanan ini dapat dengan mudah diakses baik mengunakan gawai atau media elektronik daring lainnya. Melalui adanya sistim ini diharapkan ragam informasi sejarah lokal dapat lebih banyak tersaji sehingga pengetahuan dan penghargaan masyarakat akan sejarah lokal juga meningkat kedepannya.

Tidak ada komentar