Belajar Sejarah dengan Pendekatan Diferensiasi Proses dan Produk di SMAN 1 Pontianak


Implementasi kurikulum merdeka belajar tengah diberlakukan diberbagai jenjang pendidikan di Indonesia. Walaupun baru, namun penerapannya disambut baik oleh banyak guru karena merupakan wujud dari cita-cita pendidikan yang dikembangkan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara dahulu.

Pada penerapannya kini, SMAN 1 Pontianak menjadi satu dari beberapa sekolah di Kalimantan Barat yang dipercaya memberlakukannya. Guru-guru khususnya pengampu mata pelajaran kelas X yang pada tahun pertama ini mulai menerapkan sistem baru ini didorong untuk mengembangkan proses pembelajaran yang lebih merdeka tidak hanya bagi dirinya namun juga bagi siswa-siswi yang ada.

Terdapat beberapa penyempurnaan pada kurikulum merdeka dari kurikulum-13 yang sebelumnya diberlakukan. Seperti tidak adanya Kurikulum Dasar (KD) dan Kurikulum Inti (KI) serta menggantinya menjadi Capaian Pembelajaran (CP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang disesuaikan dengan fase pendidikan, selain itu diterapkannya pula diferensiasi belajar guna mengembangkan kreatifitas dan kemampuan siswa, hingga ada pula Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang mendorong siswa untuk dapat menjadi pelajar yang berpijak pada nilai-nilai pancasila melalui berbagai proyek yang disusun oleh satuan pendidikan.

Diferensiasi Proses dan Produk

Belajar dengan diferensiasi berarti dalam prosesnya siswa diberi kebebasan untuk dapat mengikuti alur belajar sesuai dengan minat dan bakat serta ketertarikan yang dikehendaki, walaupun demikian tentunya tetap sejalan dengan capaian pembelajaran yang ada. Siswa dapat memahami materi dan sekaligus melakukan implementasi dengan cara-cara yang menyenangkan hingga tercapainya merdeka belajar sesuai dengan ketentuan yang ada.

Proses belajar secara merdeka dengan pendekatan diferensiasi juga diberlakukan pada mata pelajaran sejarah di SMAN 1 Pontianak yang diampu oleh Rio Pratama. Pada setiap capaian pembelajarannya, guru senantiasa menyiapkan metode dan media pembelajaran yang menyenangkan, memanfaatkan perkembangan teknologi dan hingga memberikan refleksi dan pendekatan sesuai dengan relevansi kehidupan sehari-hari.

Walaupun penerapannya masih baru, Rio biasa ia disapa mengaku mengapresiasi penerapan kurikulum merdeka belajar saat ini.

“Jika diposisikan sebagai siswa, saya tentu akan menyukai penerapan kurikulum ini karena implemetasinya jauh berbeda dari yang saya jalani saat sekolah dulu. Kemudian jika diposisikan sebagai guru, saya menyukai penerapan ini karena guru diberi kebebasan dalam mengajar dan berkreasi sesuai dengan kebutuhan siswa yang sebelumnya telah dianalisis melalui pendekatan asesmen diagnostk diawal semester,” ujarnya Kamis, (26/5/2022).

Ia tidak menampik bahwa masih perlu banyak belajar dan mendapatkan peningkatan kapasitas karena dalam beberapa hal masih mengalami kesulitan, namun kendala tersebut selalu dapat diatasi dan terdapat jalan keluarnya.

“Ketika menerapkan sistem baru, pada awalnya sempat mengalami kesulitan. Terlebih ketika siswa diberi kemerdekaan dalam belajar melalui diferensiasi. Dalam memfasilitasi pembelajaran, terkadang dapat mempersiapkan lebih dari dua rubrik penilaian dan lain sebagainya, namun seiring waktu dan terbiasa sehingga saat ini tidak terlalu sulit secara pelaksaannya,” jelasnya.

Pada proses pembelajarannya, Rio memberi kebebasan siswa dalam berkreasi. Diferensiasi diberlakukan sesuai dengan minat dan bakat siswa sehingga penerapan diferensiasi kemudian diberlakukan pada tahap proses dan juga produk yang dihasilkan.

Ia memberi contoh, misal pada ATP akhir semester II yang disediakan oleh pemerintah pada mata pelajaran sejarah, siswa diinstruksikan untuk membuat video dengan tema asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia. Walaupun produk yang dihasilkan siswa dalam proyek ini secara keseluruhan adalah video, namun ia tidak memberikan intervensi kepada siswa-siswanya jenis video seperti apa yang akan dibuat oleh siswanya, semua diserahkan sesuai dengan kesepakatan kelompok siswa yang diampunya sehingga berbagai jenis video dengan capaian tema yang disediakan oleh pemerintah dapat dibuat.

Selain itu, secara proses dalam proyek yang diberikannya juga terdapat nilai diferensiasi. Pembagian tugas atau peran dalam proyek diberikan sesuai dengan minat masing-masing siswanya, sehingga dalam proyek video tersebut, peran siswanya sangat beragam dan juga adil.

“Ada yang bertugas menjadi kameramen, editor, voice over, penulis naskah materi, ada yang tampil dalam gambar dan lain sebagainya. Tidak ada kewajiban setiap orang punya jobdesk yang sama, asal semua memiliki peran. Tugas guru memastikan proses dan progress berjalan sembari membimbing dan menjadi fasilitator yang baik” ujarnya.

Tanggapan Siswa

Belajar secara merdeka sesuai dengan minat tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap siswa. Oleh karenanya, tanggapan baik juga tentu dihaturkan oleh siswa yang telah melaksanakan proses ini.

Akram, siswa kelas X SMAN 1 Pontianak saat ditanya tanggapannya mengaku lebih senang belajar dengan cara dan pendekatan saat ini dibanding dengan cara yang sebelumnya didapatkannya.

“Biasanya belajar banyak yang cuma mendengarkan ceramah, kalau ada tugas juga tugasnya sama semua, peran dalam tugas juga sama semua. Jadi saat sekarang seperti ini, jauh lebih menyenangkan proses belajarnya,” ucapnya.

Hal serupa diucapkan Della, siswi kelas X di SMAN 1 Pontianak ini juga mengaku lebih suka belajar dengan penerapan diferensiasi dan merdeka belajar karena lebih menyenangkan, tidak terburu-buru materi dan lebih dapat mengeksplore kemampuan dirinya.

12 komentar

  1. wah keren nih kalau ada guru sejarah sekeren ini. Karena bisa mengajarkan sejarah dengan baik, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya.

    BalasHapus
  2. masa sekolah salah satu mata pelajaran yang aku sukai yaitu mata pelajaran sejarah, lalu seneng nih guru sejarah metode belajarnya begini dengan pendekatan

    BalasHapus
  3. aku paling malas belajar sejarah, eh pas duduk di SMP, ketemu guru yang asyik ngajar sejarah, duh itu sampai sekarang aku punya impian terpendam pengen jadi ahli sejarah Islam loh huhu

    BalasHapus
  4. Kurikulum harus dibuat sesuai kebutuhan dan emang ngga boleh monoton ya kak. Harus selalu ada inovasi supaya bisa terus berkembang pesat dan mencerdaskan

    BalasHapus
  5. Dulu pas SMA tiap pelajaran sejarah rasanya pengen cepet-cepet selesai, 1 jam aja rasanya lama banget. Pelajaran satu ini emang harus dibuat semenarik mungkin ya

    BalasHapus
  6. Anak2 pasti sneng belajar dengan guru yang memiliki sistem pengajaran yang menarik kaya gini apalagi untuk pelajaran sejarah yg kadang bkin ngantuk kalo gurunya hanya menerangkan saja

    BalasHapus
  7. Aku maklum sih kalau para siswa lebih menyukai kurikulum belajar mandiri sesuai minatnya. Dengan begitu, siswa nggak akan merasa terpaksa saat belajar. Kan udah sesuai minatnya masing-masing. ☺

    BalasHapus
  8. Pastinya dengan cara yang menyenangkan dan sesuai dengan gaya belajar anak-anak pelajaran pasti jadi mudah diserap. Kaya dulu guru sejarahku enak neranginnya, jadi cukup masuk ke otakku hehe, apalagi kalau cara ngajarnya ala guru seperti bapak Rio ini pasti lebih teringat di hati

    BalasHapus
  9. Seneng ini para siswa dapat kebebasan mana yang memang sesuai minat dan bakat mereka, sehingga bisa diasah untuk jadi bekal saat nanti lulus ya

    BalasHapus
  10. Tantangan besar buat aku sebagai orang tua kedepannya mau proses belajar mengajar yang bagaimana karena kurikulum yang diterapkan pasti berbeda. Anaknya sekolah mak bapaknya juga harus ikutan sekolah 🥴

    BalasHapus
  11. Seru dan menyenangkan ya kalau proses kegiatan belajar seperti ini, semoga bisa diterapkan di banyak sekolah lainnya juga

    BalasHapus
  12. Biasanya pelajaran sejarah tuh membosankan karena murid hanya diberikan hapalan tanpa tau gunanya untuk apa. Dengan metode baru melalui pendekatan ini, belajar sejarah sekarang jadi menarik dooongg... Memang harus gini nih untuk mendampingi anak-anak sekarang, biar mereka tetap mengenang sejarah dengan cara yang mengasyikkan. Good job, Pak Guru Rio.

    BalasHapus